Drive Thru, Unkris Kupang Lepas 716 Lulusan

unkris wisuda

KUPANG  KABARNTT.CO– Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang,  melepas 716 lulusannya, Sabtu (26/3/2022). Wisudawan sebanyak   itu terdiri i 713 sarjana dari 12 program studi dan 3 magister dari Program Studi Teologi.

Dalam suasana pandemi Covid-19, wisuda dilaksanakan secara drive thru dimana para wisudawan hanya turun sebentar dari kendaraan untuk dipindahkan tali kuncir oleh Rektor sementara para wisudawan terbaik dari semua prodi mengikuti prosesi wisuda dari awal.

Rektor UKAW Kupang, Dr. Ayub I. U. Meko, M.Si, mengatakan, mekanisme wisuda kali ini karena kondisi pandemi yang belum optimal untuk dilakukan secara bebas, maka kesepakatan pimpinan universitas untuk wisuda dilakukan dalam bentuk offline dan drive thru, tetapi sebagian besar keluarga bisa mengikuti karena ada live streaming.

Wisudawan yang dilepas kali ini, kata Ayub, akan menambah jumlah 21.210 alumni yang ada di lapangan.

“Itu artinya sampai dengan saat ini Universitas Kristen Artha Wacana telah meluluskan 21.926 orang,” kata Ayub.

“Pergumulan dasar di tengah pandemi sejak Maret 2020 dimana kita NTT sebelumnya akhir 2019 dan 2020 awal itu diperhadapkan pada gagal tanam dan gagal panen. Itu cobaan pertama. Yang kedua, kita di penghujung sekitar Desember 2019 dan masuk di Januari, Februari, Maret itu sebagian besar NTT dilanda penyakit flu babi. Secara kasat mata sebagian besar orang-orang, petani, peternak. Yang biasanya menjadi cadangan untuk anak sekolah itu adalah petani yang dominan memiliki ternak. Pada bulan Maret 2020 kita dihadapkan lagi dengan Covid. Belum lagi April 2021 awal kita dengan seroja. Itu artinya mereka yang wisuda kali ini paling muda adalah 2018. Nah, mereka berproses dalam keadaan kesulitan sehingga tantangan bagi mereka yang tamat saat ini ke depan, kondisi ekonomi kita yang tidak terlalu menggembirakan, belum lagi bencana alam,”  beber Ayub.

Karena itu, kata Ayub kepada para lulusan, ketika berada di lapangan, alumni harus inovatif karena bencana kapan saja pasti akan ada, besar ataupun kecil.

“Kondisi profil tamatan kita itu mestinya mereka harus bisa tahan apabila ada tekanan karena bencana, harus cepat menyesuaikan. Harus peka pada kondisi. Kita seperti saat ini pandemi Covid lalu ada prokes, jangan kita abaikan. Kita abaikan berarti kita memperpanjang proses penderitaan. Orang lain sudah taat setengah mati yang lain santai akhirnya virus tidak terputuskan dan tetap ada di antara kita,” papar Ayub.

Ayub mengatakan, jika sekolah mengikuti pola orang di kampung, yang penting pegang ijazah, sehingga rata-rata orang pegang ijazah sarjana tetapi tidak kompetitif.

Padahal, katanya, yang diharapkan bagi pengelola perguruan tinggi  yang terpenting adalah mengelola bidang ilmu harus sesuai standar dan mutunya baik, lalu ketika mahasiswa datang mengambil bagian dalam pendidikan harus berproses dengan benar sehingga ketika tamat bisa menjawab kebutuhan.

“Bayangkan kalau pendidikan ini sebuah investasi lalu seorang sarjana tamat itu yang pertama dia sekolah di program studi yang akreditasinya minim sehingga dia tidak bisa diterima kerja di perusahaan akibat syarat yang tidak terpenuhi,” kata Ayub. (np)

Pos terkait