MBAY KABARNTT.CO—Hujan deras yang mengguyur wilayah pantai selatan Kabupaten Nagekeo kurang lebih seminggu terakhir menyebabkan jalan antarkecamatan Keo Tengah dan Nangaroro putus total.
Air hujan menggerus badan jalan dan menimbulkan lubang berkedalaman satu meter yang sangat berbahaya jika dilalui kendaraan bermotor.
Hujan deras juga menyebabkan aliran sungai Dowosude di Desa Podenura, Kecamatan Nangaroro terpecah menjadi dua jalur. Pecahnya aliran sungai tersebut berpotensi mengancam keselamatan warga yang bermukim di Kampung Maunura, Kecamatan Keo Tengah, jika sewaktu-waktu kembali turun hujan deras.
Akibat terputusnya jalan tersebut, warga 16 desa di Kecamatan Keo Tengah yang hendak bepergian ke Nangaroro, Mbay maupun Ende terpaksa harus bertukar kendaraan di seberang sungai.
Hal yang sama berlaku bagi pasien yang hendak berobat ke puskesmas kecamatan maupun rumah sakit di Mbay.
Kepala Desa Podenura, Anselmus Nura, menjelaskan bahwa pada Bulan Januari lalu, jalan yang sama juga putus total, namun belum ada upaya untuk menggatikan ruas jalan dengan jembatan.
Pihaknya sudah mengusulkan pembangunan jembatan lewat musrebang sejak tahun 2017 namun hingga kini belum terealisasi.
“Sementara ini pihak BPBD Nagekeo telah membersihkan material dan membangun kembali badan jalan sehingga telah dapat dilalui kendaraan roda dua. Namun harapan kami agar di tempat ini segera dibangun jembatan demi kenyamanan dan keselamatan warga,” harap Ansel.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone, Senin (4/7/2022), menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengusulkan pembangunan jembatan di lokasi tersebut ke pihak propinsi.
“Jalan ini statusnya jalan provinsi, sehingga kami usulkan pembangunan jembatan ke provinsi. Sementara ini kami perbaiki badan jalan menggunakan tanah, batu dan pasir, sehingga jalan dapat kembali dilalui kendaraan roda dua dan roda empat,” jelasnya.
Agustinus menghimbau masyarakat Kabupaten Nagekeo, khususnya masyarakat di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada.
“Masyarakat diharapkan untuk tetap waspada terhadap cuaca yang tidak menentu ini. Tebang pohon di sekitar rumah dan bagi warga yang bermukim di sekitar perbukitan atau tanah yang miring, harus waspada, jangan sampai terjadi longsor, ” kata Agustinus. (isa)