WAINGAPU KABARNTT.CO—Aliansi Mahasiswa Kabupaten Sumba Timur, Senin (12/9/2022), menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Aksi demo menolak kenaikan harga BBM itu terpusat di dua titik, yakni Kantor Bupati Sumba Timur dan Kantor DPRD Sumba Timur.
Mahasiswa mengawal aksi dengan mengambil titik start di Lapangan Prailiu, Waingapu. Mereka membawa sejumlah poster berisi tuntutan.
Di Kantor Bupati Sumba Timur, mereka diterima Asisten perekonomian dan Pembangunan Setda Sumba Timur, Frenky Ranggambani.
Sedangkan di Kantor DPRD Sumba Timur, massa aksi juga menggelar orasi dan menyampaikan pernyataan sikap. Pimpinan DPRD dan pemerintah yang selesai menggelar sidang paripurna menemui massa aksi di halaman gedung DPRD.
Ketua DPRD Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq, didampingi Wakil Ketua DPRD Sumba Timur, Umbu Kahumbu Nggiku dan Yonathan Hani, bersama dengan Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, menemui massa aksi.
Umbu Kahumbu Nggiku meminta massa aksi untuk menyampaikan aspirasi di dalam gedung DPRD.
Koordinator Lapangan Aksi, Yen Kopa Rini, dari Persatuan Mahasiswa Timur (Permasti) membacakan empat poin tuntutan massa aksi.
Pertama, menolak kenaikan harga BBM Bersubsidi karena berdampak pada aktivitas perekonomian dan sumber daya masyarakat kecil.
Kedua, mendesak DPRD Sumba Timur untuk melakukan pernyataan sikap menolak kenaikan harga BBM.
Ketiga mendesak pemerintah dan DPRD Sumba Timur untuk mengontrol harga harga bahan pokok.
Keempat menuntut pemerintah untuk transparan jumlah kuota penggunaan BBM Bersubsidi kepada masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Sumba Timur, Yonathan Hani, menyebutkan bahwa Dewan dan pemerintah bersama dengan stakeholder terkait seperti Pertamina telah melakukan rapat koordinasi. Selain itu, Dewan juga telah mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah terkait kebijakan distribusi BBM di Sumba Timur.
Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu, dalam dialog tersebut juga menyebut pemerintah bersama Dewan telah berkoordinasi terkait sikap terhadap kenaikan harga BBM serta dampak ikutan yang dirasakan masyarakat luas.
Meski demikian, pemerintah dan Dewan tidak bisa serta merta harus menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM seperti yang dituntut massa aksi saat itu.
Melo Wadu mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada aliansi mahasiswa yang menyuarakan keresahan masyarakat. (np)