WAINGAPU KABARNTT.CO—Buntut serangan demam berdarah dengue (DBD), DPRD Sumba Timur meminta pemerintah melakukan penyemprotan (foging) secara masif membunuh jentik-jentik nyamuk.
Seperti diberitakan sebelumnya DBD sudah merenggut nyawa dua warga, termasuk yang terakhir dr. Agnes Kristie Supangkat beberapa hari lalu. Sumba Timur juga menempati urutan ke-5 kasus DBD. Urutan pertama Manggarai Barat, ke dua Sumba Barat Daya, Sikka urutan ke tiga dan Lembata urutan ke 4.
Ketua DPRD Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq, lewat panggilan telepon, Kamis (3/3/2022), terkait peningkatan kasus DBD mengatakan, Sumba Timur pernah berada di kondisi yang cukup buruk tahun 2018-2019 dengan kasus meninggal mencapai 19 orang balita. Itu artinya Dinas Kesehatan sudah belajar lebih siap saat ini agar tidak terulang lagi tragedi tersebut.
Jika ditanya terkait peningkatan status DBD menjadi KLB, sejauh ini pemerintah masih bisa mengatasinya, jadi belum KLB.
“Saya lihat masih bisa diatasi. Kita punya pengalaman buruk, Sumba Timur sudah pernah belajar dari pengalaman buruk, kasus meninggal itu sampai 19 balita dan itu tragedi kemanusian yang cukup besar yang terjadi di Sumba Timur, di luar kasus Covid-19 itu sendiri. Saya kira mestinya Dinas Kesehatan dan rumah sakit di Sumba Timur sudah belajar dari tragedi itu, sehingga sudah dengan baik mempersiapkan segala sesuatu untuk antisipasi. Saya sangat yakin mereka mampu atasi itu,” kata Ali optimis.
Menurut politisi Golkar itu, dana untuk masalah-masalah urgen seperti DBD dan lainnya sudah dipersiapkan. Dengan dana tersebut DBD segera diatasi dan diturunkan dengan baik, sehingga tidak terjadi lagi kasus meninggal dunia.
“Dengan adanya kasus maninggal kemarin itu, Dinas Kesehatan sudah harus siaga. Harus dari awal pencegahan dulu, jangan sudah ada kejadian baru panik. Mereka sudah harus melakukan foging, sosialisasi secara baik agar masyarakat dapat memperhatikan kebersihan lingkungan, apalagi juga dengan curah hujan yang tinggi. Jadi memang BPBD dan dinas terkait harus siaga dan kendalikan secara baik dan benar, apalagi bukan hanya BDB tapi juga kasus Covid-19,” seru Ali. (np)