LABUAN BAJO KABARNTT.CO–Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPO
LBF) mulai mengembangkan kawasan wisata terpadu di hutan Nggorang Bowosie, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Progres pengembangan dimulai dengan tahapan pembukaan jalan masuk melalui area Tuke Tai Kaba, tepat pinggir jalan Trans Flores Labuan Bajo – Ruteng, Kamis (21/4/2022).
“Pada hari ini kita sudah memulai langkah dalam membangun lahan otorita yang diberikan kepada BPOLBF untuk dikembangkan menjadi kawasan pariwisata terpadu,” kata Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina, saat ditemui media di kantornya.
Shana mengatakan, pengembangan kawasan wisata terpadu tersebut tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak, termasuk warga masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat dan NTT.
Karena itu, Shana mengapresiasi kepada semua pihak yang terus mendukung dan membantu BPOLBF sehingga proses pembangunannya bisa dimulai.
Shana meyakini pengembangan kawasan wisata terpadu tersebut nantinya akan memberi dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat Manggarai Barat dan juga NTT.
“Kawasan otorita ini bukan hanya milik BPOLBF tetapi milik masyarakat Manggarai Barat, masyarakat NTT dan juga milik bangsa Indonesia,” tutur Shana.
Adapun manfaat dari pengembangan kawasan wisata di lahan Hutan Bowosie tersebut nantinya, bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Manggarai Barat.
Bahkan, kata Shana, Kawasan itu bisa menghadirkan 10.000 lapangan pekerjaan baru mengingat tingkat pengangguran terbuka di kabupaten Manggarai Barat mencapai 6.000 – 7.000 orang.
Selain itu Kawasan ini juga mendukung rantai pasok pengembangan wisata Labuan Bajo. Sehingga produk yang dihasilkan oleh UMKM di Manggarai Barat maupun kabupaten lain mampu mengisi ruang kebutuhan dunia pariwisata.
Keuntungan lainnya, ujar Shana, kawasan wisata terpadu tersebut nantinya akan menyediakan ruang publik bagi masyarakat, sehingga akses untuk olahraga, bersantai ataupun ruang ekspresi lainnya akan disediakan.
“Sehingga berimbas bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat,” cetusnya.
Manfaat lainnya, kawasan tersebut akan mendukung pengembangan riset maupun pengembangan kawasan cagar biosfer komodo, yang akan dipusatkan di salah satu pusat penelitian di kawasan otorita.
“Ini juga yang akan menjadi dasar bagi kita semua untuk bisa mengidentifikasi dan mengarsipkan keanekaragaman hayati dimiliki di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Ini adalah aset yang sangat berharga yang bisa dikembangkan ke depannya untuk kemaslahatan masyarakat Manggarai Barat dan juga NTT pada umumnya,” terang Shana.
Karena itu Shana berharap, dibukanya kawasan wisata terpadu tersebut, mampu menampung minimal 10.000 lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat.
“Selain itu bisa mendorong agar terciptanya pengusaha pengusaha baru yang dibutuhkan untuk mengisi ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo,” tutupnya. (obe)