KEFAMENANU KABARNTT.CO—Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) melalui kerja sama Save the Children dan Nutrition International menggelar Refleksi Pelaksanaan Sesi Cuci Tangan Pakai Sabun dan Gizi Remaja di 38 Sekolah Menengah Pertama wilayah BISA Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Refleksi Pelaksanaan Sesi Cuci Tangan Pakai Sabun dan Gizi Remaja tersebut diselenggarakan di Aula, Hotel Livero, Kefamenanu, Selasa (24/5/2022), dan dihadiri oleh Distric Senior Program Officer BISA, Dev Taunu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKOKabupaten TTU, Drs. Raymundus Aluma, M. MC, kepala sekolah beserta salah satu guru fasilitator dari 38 sekolah.
Kepada awak media usai membuka kegiatan refleksi, Plt.Kadis PKO TTU, Raymundus Aluman, mengatakan stunting merupakan masalah yang hadapi bersama, maka harus berusaha mengatasinya.
Dikatakan Raymundus, untuk mengatasi stunting tersebut, Save The Children melalui program BISA bergandengan tangan dengan pemerintah Kabupaten TTU dalam hal ini Dinas PKO untuk menanggulangi stunting.
“Save the Children melalui program BISA (Better Investment Stunting Alleviation) yang bertujuan untuk bagaimana kita harus berlakukan pola hidup sehat, termasuk para remaja,” tutur Raimundus.
Raymundus juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Save The Children melalui program BISA yang selalu berusaha untuk memerangi stunting di TTU dengan bermitra bersama pemerintah.
Sebelumnya program BISA sudah dilakukan juga bagi usia 1000 hari hidup pertama dan para ibu hamil. Namun angka stunting masih tetap ada. Karena itu, sekarang dimulai lagi dengan sasaran bagi para remaja, agar mereka dituntun untuk memahami pola hidup sehat.
Kepada semua peserta kegiatan, Raymundus mengharapkan agar dengan adanya kegiatan ini, guru fasilitator dapat menerapkan di sekolah masing-masing untuk para remaja agar memiliki pengetahuan tentang pola hidup sehat, dengan cara mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan makan makanan yang bergizi. Dengan demikian, maka dapat mencegah dan menurunkan angka stunting di TTU.
“Kepada para kepala sekolah dan fasilitator yang hadir, masalah stunting bukan tanggung jawab Save The Children melalui program BISA saja, tetapi tanggung jawab pemerintah daerah dan kita semua, termasuk para kepala sekolah dan guru-guru,” harap Raymundus.
Sementara itu, District Senior Program Officer BISA, Dev Taunu mengatakan kegiatan tersebut merupakan sesi pertama bagi semua SMP yang ada di Kabupaten TTU dengan melibatkan 38 sekolah.
Dev menambahkan, tujuan kegiatan ini adalah untuk merefleksi tentang manfaat dari pola cuci tangan pakai sabun dan makan makanan yang bergizi di kalangan remaja, termasuk para siswa-siswi sekolah masing-masing, yang sudah pernah mengikuti kegiatan sosialisasi sebelumnya.
Karena itu Dev mengharapkan semua peserta yang terdiri dari para kepala sekolah dan fasilitator agar setelah kegiatan ini dan kembali ke sekolah masing masing dapat melakukan hasil dari kegiatan ini, yaitu dengan pola cuci tangan pakai sabun dan menerapkan makan makanan yang bergizi.
“Kegiatan yang kita laksanakan sejak tahun 2021 dan berjalan baik hingga saat ini. Ada kemajuan pada masyarakat, termasuk di 38 sekolah menengah pertama dampingan BISA dan kita ingin mengembangkan lagi sesi kegiatan tersebut di 56 sekolah sehingga bisa mengcover semua SMP di Kabupaten TTU,” jelas Dev.
Dev juga minta suport dari para kepala sekolah dan para guru melaksanakan hasil dari kegiatan ini di sekolah masing masing.(siu)