BORONG KABARNTT.CO—Proyek peningkatan ruas jalan dari Wae Togong-Lawir Rengkam mendapat sorotan dari Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur (NTT). Pengerjaan ruas jalan ini diduga asal jadi.
Proyek tersebut bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dengan nilai kontrak Rp 987.372.000 ditangani CV. Tulus Karya.
Salah satu warga Kecamatan Lamba Leda Timur yang enggan ditulis namanya kepada kabarntt.co, Selasa (30/11/2021), mengatakan proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) itu diduga asal jadi karena tidak menggambarkan kualitas pengerjaan yang baik.
Menurut dia, proyek pengerjaan lapen tersebut tidak berkualitas dan diduga asal jadi. Bahkan pekerjaan proyek tersebut tidak sesuai spesifikasi. Pasalnya ketebalan aspal sekitar 2 cm, kemudian batu 5/7 juga tidak ada.
Hasil pengaspalan juga terlalu tipis, terlihat pada badan jalan yang bergelombang serta miring.
“Asal jadi, juga dikerjakan saat musim hujan, pasti tidak akan bertahan lama. Apa yang masyarakat harapkan dari pengaspalan yang tidak berkualitas?” keluhnya.
Selain badan jalan yang bergelombang, di beberapa titik badan jalan juga terlihat miring karena pengaspalannya tidak rata,” ungkapnya.
“Pengerjaan mortal juga tidak maskimal, hingga kini belum mulai dikerjakan,” katanya.
Ia menilai pekerjaan proyek dikerjakan asal-asalan sehingga mengakibatkan ruas jalan yang baru dikerjakan berlubang dan terkelupas. Kualitas pengerjaan juga tidak menjamin, padahal proyek tersebut baru saja dikerjakan.
“Belum masuk usia satu bulan sudah mulai rusak. Kami menilai bahwa kerusakan jalan tersebut diduga karena buruknya kualitas pengerjaan. Masa baru usia beberapa hari, jalan sudah rusak. Miris kan? Apalagi kalau sudah 3 sampai 4 bulan, pasti rusak tambah parah lagi,” ujarnya.
Dia meminta warga setempat mesti tegas bersuara melihat hasil pengerjaan seperti itu. Kontraktor yang tidak cakap melaksanakan pekerjaan dan hanya mampu mengiming-imingi setoran jangan dipercayakan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebab sudah dapat dipastikan kualitas pekerjaannya nanti tidak akan memuaskan.
“Jangan sampai pemda disorot lagi, padahal ini ulah kontraktor,” tutup warga yang enggan menyebutkan namanya. (adi)