“Tidak Ada Partai Politik Yang Senikmat Golkar”

inche sayuna2 1

“Tidak ada partai politik yang senikmat Partai Golkar.”  Kalimat ini meluncur lancar dan tegas dari mulut Dr. Inche D.P. Sayuna SH, M. Hum, M.KN.

Dari nada dan intonasinya kalimat ini tidak hanya sekadar kalimat afirmatif, tetapi juga kalimat imperatif. Kalimat perintah. Maknanya tegas nian. Bergabunglah dengan Partai Golkar. Sebab hanya di Partai Golkar ada kenikmatan.

Bacaan Lainnya

Kenikmatan itu mewujud dalam beragam keutamaan yang niscaya di sebuah partai. Ada  diskusi mempertarungkan ide dan gagasan. Ada kebanggaan tersendiri ketika membalut diri dengan baju kuning kebesaran Golkar.  Ada ruang berbeda pendapat. Ada suasana dan nuansa demokrasi yang bisa diserap di lingkungan Golkar.

Itu nada dasar pernyataan Inche Sayuna ketika mengucapkan kalimat di atas. Kepada kabarntt.co, di Restoran Bambu Kuning, Kupang, Senin (17/5/2021) siang, Wakil Ketua DPRD NTT dari Daerah Pemilihan Timor Tengah Selatan (TTS) ini membagi kisahnya bergabung dan menyatu di Partai Golkar.

Inche sayuna3

“Saya sudah gabung di Golkar sejak umur 17 tahun. Masih nona-nona.  Saya mulai dari bawah dengan angkat kursi, pegang mik. Dari situ mulai belajar bagaimana cara berbicara di depan teman-teman, cara mengendalikan situasi di saat yang tegang,” kata Inche Sayuna.

Dengan kemampuan dan pengalaman ini, wajar nama Inche ikut dijaring Partai Golkar NTT menjadi salah satu dari lima bakal calon Gubernur NTT. Nama Inche  secara resmi diumumkan sebagai salah satu bakal calon Gubernur NTT oleh Partai Golkar NTT,  Rabu (19/5/2021) malam.

Inche sangat konsisten dengan Partai Golkar. Tidak pernah berubah pikiran dan beralih  ke partai lain.  Perempuan gesit ini bahkan menegaskan Golkar sebagai rumah kedua yang sangat dicintainya. Di rumah kuning inilah ia mendapatkan semua yang ia inginkan seperti cinta, ilmu, semangat, kebersamaan dan pembentukan karakter.

“Saya kastau ya, tidak ada partai politik yang lebih baik, lebih nikmat  selain Partai Golkar,” tandas perempuan kelahiran SoE,  11 Desember 1966 ini.

Mulai bergabung di Golkar sejak belia membuat Inche sangat matang. Matang berorganisasi di partai, matang berinteraksi, matang berkomunikasi dan juga matang memimpin. Sikapnya jelas. Kata-katanya tandas. Prinsipnya tegas. Apa yang diyakininya benar akan dibelanya dengan mengemukakan argumen-argumen rasional.

“Saya bergabung dengan AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) sejak masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Kristen Arta Wacana (UKAW) Kupang. Memang hobi berorganisasi. Waktu masih SMA juga pengurus OSIS,” tutur Inche yang meraih gelar doktor dari Universitas Negeri Solo ini.

Meski jenjang pendidikan diraihnya hingga tangga tertinggi, Inche tidak  yakin pendidikan itu satu garis lurus dengan kematangan dan kepiawaian memimpin. “Tidak ada sekolah untuk jadi gubernur, bupati, anggota Dewan. Kalau mau jadi pemimpin harus ikut organisasi,” kata Inche.

Organisasi bagi Inche menjadi tempat seseorang belajar menjadi pemimpin. Organisasi  mengasah keterampilan seseorang dalam cara berpikir, menganalisa persoalan, berbicara serta membentuk karakter.  Karena itulah, ia selalu aktif dalam kegiatan organisasi, bahkan terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi kepemudaan dan organisasi perempuan lainnya.

“Dari dulu saya jarang sekali alpa kalau ada kegiatan di Partai Golkar. Waktu kuliah, ujian sekalipun saya akan berusaha bagaimana caranya untuk ikut kegiatan Golkar,” tegasnya.

Pengalaman pahit dan  manis di Golkar sudah direguknya.  “Saya sering mengalami akrobat politik di partai. Dilempar kiri kanan, ditendang, disanjung. Itulah dinamika di setiap partai. Di politik itu kadang-kadang kita di atas, tapi ada saatnya kita di bawah. Saya bahkan pernah berhenti sejenak dari kegiatan partai karena persaingan internal dan lebih aktif menjadi dosen selama 10 tahun. Tetapi saya tidak benar-benar meninggalkan partai. Saya ikuti semua tahapan pengkaderan di Partai Golkar mulai dari awal (bawah), latihan kepemimpinan dasar sampai latihan kepemimpinan utama di tingkat pusat,”  tutur  alumna SD Inpres Kobelete SoE ini.

Jejak langkah Inche di Golkar terbilang panjang. Merangkak dari bawah. Dari pegang mik ketika tokoh Golkar berpidato, bergabung di AMPI. Menjadi anggota biasa. Ketika menjadi anggota biasa, Inche sering dipercaya  duduk di panitia kegiatan-kegiatan.  Dinilai  layak dan mempunyai kemampuan, Inche masuk dan  menjadi bagian dari pengurus partai hingga sekarang menjadi Sekretaris DPD I Golkar NTT, mendampingi Emanuel Melkiades Laka Lena.

“Prosesnya panjang,  tetapi juga menarik. Saya sangat menikmati setiap proses dan dinamika partai yang memang harus dijalani untuk menjadi tangguh,” kenangnya.

inche sayuna1 1
Inche Sayuna bersama suami dan anak-anak

Proses panjang itu menjadikan lulusan SMA Negeri 1 SoE ini kuat membumi dan mengakar dalam di partai beringin. Ideologi Partai Golkar benar-benar tertanam dalam dirinya, hingga ia merasa tidak ada partai yang lebih hebat selain Partai Golkar.

Di Golkar Inche menyadari betapa pengalaman panjang, tahapan-tahapan pengkaderan menumbuhkan dan menghidupkan bakat-bakat memimpin dalam dirinya.

“Saya merasa, saya punya mimpi yang besar untuk menjadi pemimpin. Benar kata para pakar, mimpi yang besar akan diikuti dengan energi yang besar. Kalau kita punya mimpi yang besar, alam semesta akan mendukung untuk mewujudkan mimpi kita. Saya merasakan hal itu hingga saya mencapai posisi seperti sekarang ini. Selebihnya, biarkan Tuhan yang mengatur jalan hidup kita,” kata  Inche bangga.

Menurut Inche, setiap orang mempunyai gaya kepemimpinan masing-masing. Ada yang linknya cocok, ada juga yang tidak cocok. “Situasi politik juga pasti berubah-ubah. Kadang kala kita menemukan situasi yang kurang nyaman, namun saya lebih memilih rehat sejenak,” katanya.

Akan halnya Golkar NTT sekarang, kata Inche, berbeda dengan sebelumnya. “Gaya kepemimpinan Partai Golkar NTT saat ini (dengan Melki Laka Lena sebagai ketua—Red)  lebih kepada gaya kepemimpinan leadership terstruktur, gaya kepemimpinan yang kolektif kolegial dan partisipatif, serta gaya kepemimpinan aktivis,” aku Inche.

Inche bahkan menyebut tidak ada gaya kepemimpinan yang senikmat sekarang di Partai Golkar NTT. Itu karena gaya kepemimpinan Partai Golkar saat ini memberikan ruang bagi kaum muda dan juga kaum perempuan untuk dapat berpartisipasi dan menyampaikan ide-ide kreatif.

Namanya dijaring Partai Golkar menjadi salah satu bakal calon Gubernur NTT, Inche memberikan apresiasi yang tinggi.

“Saya sangat mengapresiasi Partai Golkar yang mendaulat saya sebagai bakal calon Gubernur NTT. Ini menurut saya adalah penghormatan kepada kader-kader Golkar yang potensial. Saya sangat menghargai perhormatan itu,” kata Inche.

Meski begitu, kata Inche, dia ingin lebih fokus  ke DPRD Provinsi. “Setiap kita kan punya target-target politik, dan saya belum punya target ke situ karena banyak tugas yang harus saya selesaikan dalam masa ini. Saat ini saya fokus pada tugas dan tanggung jawab saya sebagai wakil rakyat. Ya, harus lebih baik dan prioritaskan masyarakat, supaya kita benar-benar  hadir seutuhnya untuk pembangunan masyarakat,” katanya. (tony kleden/rambu lidia)

Pos terkait