WAIBAKUL KABARNTT.CO—Keluarga almarhum Arkin Anabira (30) tahanan yang meninggal dunia di sel Polsek Katikutanah, Sumba Tengah memberi apresasi yang tnggi kepada Kapolda NTT, Irjen Pol Lotharia Latif.
Apresiasi diberikan karena respon Kapolda dan Kapolres Sumba Barat yang cepat dan transparan mulai mengungkap kasus kematian Arkian.
Seperti diberitakan sebelumnya, Arkin Anabira (30), warga Desa Malinjak, Kecamatan Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, meninggal di ruang tahanan Polsek Katikutanah, Kamis (9/12/2021). Korban diduga meninggal akibat dianiaya oknum polisi sesaat setelah ditangkap sejumlah anggota Polres Sumba Barat.
Dari hasil visum yang disampaikan Kapolres Sumba Barat, korban mengalami luka-luka di sekujur badannya. Merespon kejadian itu, Kapolda NTT mencopot dan menahan 4 anak buahnya dari Polses Katikutana dari jabatannya untuk menjalani pemeriksaan.
Kuasa hukum keluarga korban, Semianda Umbu Kabalu, sangat berterima kasih kepada Kapolda NTT dan Kapolres Sumba Barat, yang dengan baik mengawal kasus ini dengan menurunkan tim khusus secara langsung dari Kupang.
“Kami sebagai keluarga sangat bangga serta mengapresiasi langkah Kapolda NTT dalam menangani kasus ini secara baik dan transparan. Dengan begitu kami sangat mendukung seluruh proses yang dilakukan oleh Polres Sumba Barat dalam menangani kasus ini sampai pada dilakukan otopsi besok,” kata Umbu Kabalu kepada kabarntt.co, Senin (13/12/2021).
Umbu Kabalu juga akan mengawal secara ketat dan memastikan bahwa seluruh proses otopsi besok akan berjalan dengan baik dan lancar.
“Dengan proses yang transparan dan dukungan penuh dari Kapolda NTT dan jajaran Polres Sumba Barat, kami akan memastikan bahwa seluruh proses otopsi yang dilakukan oleh dokter forensik besok akan berjalan dengan baik dan tidak akan ada siapapun dari kami atau keluarga yang mengganggu proses tersebut,” jelasnya.
Sementara Kapolres Sumba Barat, AKBP FX. Irwan Ariyanto, dalam sambutannya pada penguburan almarhum Arkin Anabira, Senin (13/12/2021) di Kampung Galu Wotu, Desa Malinjak, Kecamatan Katikutanah Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, menyampaikan hasil visum dari Rumah Sakit Umum Waikabubak Sumba Barat, bahwa memang benar ada luka-luka di beberapa tubuh korban, yakni di kaki dan di tangan dan akan menunggu hasil otopsi yang dilakukan oleh dokter forensik.
“Saya akan pastikan menindak seluruh anggota yang terlibat dan 4 anggota yang terlibat langsung saya sudah tahan dan tinggal menunggu pemecatan secara resmi. Saya tidak main-main dengan kejadian ini, sehingga saya ada di sini untuk memberikan kejelasan hukum kepada almarhum dan sekiranya saya juga diterima di sini sebagai saudara dari almarhum,” kata Ariyanto. (np)