LABUAN BAJO KABARNTT.CO—Pesona Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium belum berimbas pada warga Warloka, Manggarai Barat. Padahal, Warloka adalah salah satu titik obyek wisata budaya di Manggarai Barat.
Letak Warloka langsung menghadap Pulau Rinca, Taman Nadional Komodo, obyek wisata dunia. Di kampung pesisir Warloka ditemukan batu megalitik berbentuk balok. Tetapi akses jalan ke sana belum seperti yang diharapkan. Jaraknya dari Labuan Bajo hanya sekitar 20 Km, tetapi butuh waktu tempuh 1,5 jam menggunakan sepeda motor.
Junaidin, warga Desa Persiapan Warloka Pesisir, Kecamatan Komodo, mengeluhkan infrastruktur jalan, listrik, air minum, bahkan dermaga di desanya rusak parah.
“Wacana Labuan Bajo menjadi kota destinasi wisata super-premium akhir-akhir ini ramai dibicarakan. Sayangnya, hingga kini tidak berimbas bagi kami masyarakat Warga Desa Persiapan Warloka Pesisir,” ungkap Junaidin saat dihubungi kabarntt.co, Minggu (21/3/2021) siang.
Junaidin membeberkan, persoalan akses jalan yang buruk, ketiadaan listrik, sulitnya akses air bersih bahkan dermaga masih membelit ratusan kepala keluarga di desanya.
“Desa persiapan Warloka Pesisir sendiri memiliki 2 dusun, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 253 kepala keluarga dengan populasi penduduk mencapai 1.008 jiwa. Kami butuh diperhatikan,” pintanya.
Untuk mencapai Warloka bisa melalui jalan darat maupun laut dengan speedboat. Namun sayang, Warloka belakangan terisolasi. Speed boat enggan ke sana karena bangunan jembatan kayu di Warloka nyaris roboh.
Akses jalan darat pun memiliki tantangan serius. Jaringan jalannya rusak parah, terutama tiga km menjelang Warloka. Untuk jarak sekitar 20 km itu butuh waktu lebih dari 1,5 jam dengan sepeda motor.
Warga lain, Ahmad, juga mengeluhkan dermaga kayu di desanya yang sudah rusak parah.
Sudah lebih dari 15 tahun dermaga kayu di pesisir desa tersebut dibangun. Dan belum ada upaya renovasi ataupun pembangunan dermaga baru.
Tak jarang, warga pun menjadi korban dermaga laut karena terjatuh dari dermaga yang dinilai sudah tidak laik digunakan.
“Sebenarnya dermaga di desa kami sudah tidak layak pakai, namun mau bagaimana lagi?” keluh Ahmad.
Padahal menurutnya, dermaga tersebut sangat dibutuhkan demi peningkatan ekonomi, kesejahteraan dan kehidupan masyarakat di desa tersebut.
Mereka berharap Pemkab Mabar segera menanggapi keluhan mereka. (obe)