LEWOLEBA KABARNTT.CO—Para pengungsi korban banjir di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata trauma kembali ke rumah. Mereka bersedia pindah ke tempat baru yang disiapkan pemerintah.
Saat ini para pengungsi dari Ile Ape itu menempati pengungsian di beberapa titik di Kota Lewoleba.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Lembata, Simon Beduli, kepada kabarntt.co, Jumat (16/4/2021) malam mengatakan, selama tiga hari dia bersama wakil rakyat dari Dapil II Lembata melakukan reses dengan mengunjungi para pengungsi dari posko ke posko.
“Kita kunjungi para pengungsi dari posko ke posko. Dari kunjungan itu kita tahu banyak tentang kondisi mereka, juga bagaimana mereka menghadapi pengalaman ketika banjir bandang melanda,” tutur Simon.
Dari kunjungan itu, kata Simon, para pengungsi mengungkap kalau mereka sangat trauma kembali ke desa mereka.
“Mereka kembali lalu tinggal di mana, karena ada yang tidak ada rumah lagi. Mereka sangat trauma. Soalnya tahun 2012 terjadi banjir, 2017 banjir lagi, Desember 2020 gunung meletus. Dan terakhir 4 April 2021 banjir lagi. Mereka sangat trauma kembali ke kampung lagi,” tutur Simon.
Simon mengatakan, desa yang paling parah dihantam banjir bandang antara lain di Kecamatan Ileape Timur Desa Waimatan, Desa Lamawolo dan Desa Jontona.
Sedangkan di Kecamatan Ile Ape Desa Amakaka ,Desa Tanjung Batu dan Desa Waowala.
Titik pengungsian di Lewoleba, jelas Simon, terdapat di SMP St. Pius Lewoleba sebanyak 193 jiwa dari 64 KK, Kelurahan Lewoleba Tengah 131 jiwa dari 25 KK, SMPN 1 Lewoleba 308 jiwa dari 74 KK, Kelurahan Selandoro 35 jiwa dari 10 KK, Kantor Camat Nubatukan 69 jiwa dari 23 KK, MIS Nursalam Wangatoa 78 jiwa dari 24 KK, Kelurahan Lewoleba Timur 98 jiwa dari 34 KK, dan Puskesmas Waipukang 184 jiwa dari 51 KK.
“Jumlah ada 305 KK dengan jiwa keseluruhan 1.096 jiwa yang menyebar di 8 posko, sedangkan kepala keluarga 400 ratusan relokasi di rumah penduduk. Sedang jumlah korban yang meninggal 68 jiwa, 46 ditemukan dan 22 dalam pencarian,” jelas Simon.
Simon mengatakan, warga yang mengungsi siap dan mau direlokasi ke tempat lain yang disiapkan pemerintah.
“Untuk sementara mereka diminta cari rumah-rumah lain untuk dikontrak. Pemerintah pusat menyiapkan dana kontrak rumah Rp 500.000/bulan. Mereka boleh tinggal di rumah atau di kost sambil menunggu pemerintah menyiapkan lahan dan membangun rumah,” tutur Simon.
Anggota DPRD Lembata Dapil II yang melakukan reses di pokso-posko yakni Simon Beduli (Golkar), Hasan Baha (PAN), Marianus Gabriel Raring (PDIP), Paulus Tukan (Demokrat), Alex Arakian (PKB). (den)