KEFAMENANU KABARNTT.CO— Mimpi kini jadi kenyataan. Ini ungkapan yang pas untuk menggambarkan apa yang dirasakan Paskalis Kefi bersama warga Desa Banai, Timor Tengah Utara (TTU).
Mimpi Paskalis membantu warga di desanya jaringan air bersih dengan pompa listrik tercapai.
Niat baik ini dilakukan Paskalis mengingat daerahnya sering kesulitan air bersih di musim panas. Saat musim panas warga mesti keluar rumah mengambil air di sumber yang jauh dari desa.
Kepada kabarntt.co, Senin (22/3/2021), Paskalis mengaku niatnya itu sudah muncul beberapa tahun lalu.
“Karena masyarakat Banain dari dulu cari air cukup jauh, kurang lebih 1 km atau datangkan mobil tengki air dari Kefamenanu. Maka saya secara pribadi berusaha dan saat ini saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena saya yakin bahwa Tuhan menciptakan tanah dan air sehingga yang dari tidak mungkin menjadi mungkin. Jadi kenyataan, hari ini air sampai di puncak,” tutur Paskalis.
Letak Desa Banain terletak di ketinggian, bukan di dataran rendah. Banain terdiri dari tiga desa, Banain A, Banain B dan Banain C. “Banain C merupakan puncak dari Kampung Banain,” jelas Paskalis.
Kefi menegaskan niatnya menarik air menggunakan pompa listrik bukan untuk puji diri. “Tujuan air ini bukan untuk pribadi saya, namun agar semua masyarakat Desa Banain A, B dan C merasakan manfaatnya. Tapi karena Banain B sudah memiliki PAM desa, maka ini akan kita utamakan ke Banain C dan Banain A,” kata Paskalis.
Paskalis mengaku pernah menyampaikan ke Pemdes dan DPRD kesulitan air itu, namun tidak digubris. Itu sebabnya Paskalis berusaha sendiri.
“Air ini saya sudah tawarkan ke Pemdes, DPRD tapi tidak terjawab sehingga saat ini air sudah sampai di sini merupakan inisiatif pribadi saya,” tambah Paskalis.
Sementara itu, Tri, selaku teknisi air menyampaikan bahwa air tersebut bisa ditarik ke penduduk di desa. “Pompa yang digunakan 4 dim dan ini sangat kuat kemampuannya. Jika diarahkan vertikal akan menjangkau 101 meter, apalagi elevasi ini perbedaan meter di atas permukaan laut, dari titik sumber air itu cuma 295, kemudian titik terakhir. Kemudian ke reservoir itu 310 meter di atas permukaan laut. Jadi ini sangat memungkinkan untuk dialirkan di Kampung Banain,” jelas Tri.
Yohanes Don Bosco Suni, salah seorang warga Desa Banain C, menyatakan terima kasih dan bahagia. Wajar karena sebelumnya mereka mesti jalan jauh mengambil air, kini air sudah ada di tengah-tengah warga.
“Sebagai masyarakat di sini kami merasa bangga, senang karena ini bukan usaha dari mana tapi usaha dari seorang yang berjuang sehingga kita bisa menikmati bersama,” kata Suni. (siu)