(Catatan di Balik Gencarnya Vaksinasi Partai Golkar)
Oleh Steph Tupeng Witin
Kita pantas mengapresiasi kerja cerdas Partai Golkar yang menjalankan misi dan panggilan kemanusiaan: membantu kerja pemerintah dalam program percepatan herd immunity publik melawan wabah pandemi Covid-19. Kerja kemanusiaan yang diinisiasi Partai Golkar ini mestinya menjadi panggilan kemanusiaan semua partai politik, terlepas ada dalam koalisi atau berada di luar koalisi pemerintahan saat ini.
Partai politik sebagai mesin kekuasaan mesti kreatif membaca realitas publik, peka menganalisa desakan aspirasi rakyat dan cerdas menempatkan diri dalam kerja-kerja kemanusiaan. Ketika rakyat didera penderitaan dahsyat akibat pandemi Covid-19, semua partai politik mesti bersatu dalam nyanyian kemanusiaan demi kemaslahatan rakyat. Kemanusiaan mesti menjadi tolok ukur kredibilitas eksistensi sebuah partai politik ketika seluruh rakyat tidak berdaya dalam kubangan teror derita yang entah hingga kapan akan menepi.
Publik berharap agar partai-partai politik menjadikan kemanusiaan sebagai basis gerakan dan perjuangan politik dengan kiblat tunggal: kemaslahatan rakyat. Tentu saja dibutuhkan dinamisme kerja jejaring kemanusiaan antarpartai politik dan partai politik dengan pemerintah untuk membantu rakyat. Lobi-lobi politik kekuasaan mesti diubah menjadi lobi-lobi kerja kemanusiaan bagi rakyat. Sinergi dan kerja gotong royong semua partai politik, entah yang berkoalisi maupun yang tidak berkoalisi, akan meringankan beban tanggung jawab pemerintah. Ketika hal ini mengemuka, tidak ada lagi saling salahkan, saling lempar tanggung jawab dan sibuk berkelahi di tingkat elite (politik) dengan korban rakyat terus saja terinjak-injak tak terasa.
Kita mengapresiasi kerja kemanusiaan partai politik, entah secara perorangan maupun kelompok yang peka dengan realitas teror wabah pandemi Covid-19 ini. Tapi kerja-kerja kemanusiaan partai lain, bisa saja saya salah, tampak berjalan sendiri, bersifat perorangan, jumlah kecil dan belum mampu menjawabi kebutuhan seluruh rakyat. Berdasarkan porsi pemberitaan sejumlah media di NTT, Partai Golkar telah berinisiatif membantu seluruh masyarakat di Provinsi NTT untuk mendapatkan vaksin sebagai jalan rasional-cerdas memproteksi diri menghadapi serangan ganas pandemi Covid-19.
Program percepatan vaksinasi sesuai dengan arahan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto adalah dalam rangka percepatan vaksinasi melalui Program Yellow Clinic yang saat ini berada di DPD Partai Golkar provinsi dan tingkat II seluruh Indonesia.
Ketua DPP Golkar Airlangga Hartarto dan Wakil Ketua Umum Melchias Markus Mekeng memberi apresiasi positif kepada DPD Partai Golkar NTT dan DPD II seluruh NTT yang telah membantu masyarakat dalam proses percepatan vaksinasi. Sebuah kerja bersama dalam konteks gotong royong membantu pemerintah mempercepat vaksinasi bagi seluruh rakyat.
Pesan yang hendak disampaikan Airlangga dan “Ama” Melki Mekeng adalah kerja kemanusiaan, bukan kerja politik praktis. Pesan kemanusiaan ini yang mesti dipahami seluruh kader Partai Golkar, terutama di semua kabupaten yang terkadang lebih mengedepankan hasrat politik praktis menarik dukungan instan dari ketidaktahuan rakyat, yang sesungguhnya merepresentasi kebodohan kader partai sendiri.
Menurut data, total vaksin yang diminta DPD II Golkar NTT dari Kementerian Kesehatan RI adalah 31.068 dosis. Pelaksanaan vaksinasi semua DPD Partai Golkar tingkat II seluruh NTT mulai berlangsung pada tanggal 1 September untuk semua kabupaten di daratan Timor, 2 September 2021 untuk Sumba dan kabupaten kepulauan. Pelaksanaan pada 3 September 2021 untuk seluruh kabupaten di Pulau Flores. Total perkiraan warga tervaksin dalam program Golkar NTT sebanyak 29 ribu warga.
Permintaan dari setiap kabupaten terus bertambah sehingga kemungkinan besar Partai Golkar akan kembali menggelar program vaksin untuk rakyat NTT dalam skala yang lebih besar lagi. Kerja kemanusiaan seperti ini bisa dilakukan oleh siapa pun dengan menggandeng institusi apa pun. Jangankan Partai Golkar, institusi lain seperti TNI, Polri, bank-bank bahkan lembaga penyiaran seperti RRI, TVRI pun bersinergi menggelar vaksin yang diambil dari Kementerian Kesehatan RI untuk didistribusikan kepada rakyat dalam kerja sama dengan dinas kesehatan provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
Kerja kemanusiaan Golkar dalam proyek pembangunan herd immunity publik ini mesti menjadi kerja sama semua partai politik asalkan semua partai sepakat bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, kemanusiaan mesti menjadi semacam zat perekat demi menyelamatkan rakyat.
Penulis bermimpi: andaikan semua partai politik bersama-sama melepaskan baju “kepentingan politik” dan bersatu memerangi Covid-19 seperti yang diinisiasi Partai Golkar (dan partai lain terlebih dulu?) maka rakyat di republik sialan plus salah urus ini akan memiliki kekebalan tambahan dan sedikitnya “terhindar” kalau tidak mau disebut “terselamatkan” dari represi wabah tak tampak tapi nyata ini.
Hindari Pencitraan Politik
Kondisi bangsa yang memasuki area sekarat akibat represi pandemi Covid-19 mesti menginspirasi segenap elemen bangsa untuk mengedepankan kemanusiaan ketimbang hasrat infantil pencitraan politik. Pajangan baliho ketua-ketua partai politik di sudut-sudut jalan kota yang mengajak warga menjaga prokes sah-sah saja sepanjang tidak bertendensi momen politik 2024. Ketika tendesi hasrat politik 2024 mendominasi respons kemanusiaan atas wabah pandemi Covid-19, maka ketua-ketua partai itu bukan lagi manusia Indonesia. Mungkin sekadar patung politik yang dipajang dalam baliho mahal seharga vaksinasi beberapa rakyat kecil.
Kepekaan parpol terhadap derita publik mesti terekspresi dalam inisiatif cerdas membantu pemerintah dalam konteks kerja gotong royong menolong warga. Misalnya, melalui program penyebaran vaksinasi ke seluruh sudut negeri ini. Kerja kemanusiaan Partai Golkar dan mungkin juga partai lain terlebih dulu, mesti menjadi inspirasi bagi segenap elemen bangsa lain untuk berpartisipasi dalam vaksinasi massal ini.
Dalam program vaksinasi yang diiniasi Partai Golkar, posisi sudah jelas yaitu Golkar membantu pemerintah meringankan beban warga dalam mendapatkan vaksinasi lebih mudah. Partisipasi ini tidak sekadar karena Golkar adalah anggota koalisi pemerintahan saat ini tetapi ada nilai kerja kemanusiaan. Item “membantu pemerintah” ini mestinya menjadi laku kerja kemanusiaan semua partai politik dan elemen bangsa lain. Tajuk utama adalah pesan kemanusiaan. Maka perlu sekali mewaspadai dan mengerem laju hasrat kader parpol di daerah-daerah terpencil yang kadang doyan memanfaatkan momen kemanusiaan ini dengan lebih mengedepankan pesan pencitraan politik.
Airlangga, Melki Mekeng dan Melki Laka Lena adalah tokoh politik nasional. Tentu mereka sangat membedakan ruang politik dan ruang kemanusiaan. Tokoh-tokoh ini memiliki basis dukungan politik rasional yang mapan.
Pesan utama vaksinasi Partai Golkar NTT ini adalah kemanusiaan, bantu masyarakat dan pemerintah. Dampak elektroal tidak menjadi tujuan. Warga memiliki kebebasan untuk menilai momen kemanusiaan ini. Catatan kritis mesti disuarakan bagi kader-kader semua parpol di tingkat lokal yang (selalu) merasa kurang percaya diri agar tidak memanfaatkan momen kemanusiaan ini untuk mencitrakan diri. Vaksinasi ini membuktikan bahwa elite parpol di tingkat nasional memiliki kepekaan kemanusian. Fakta ini mesti menginspirasi kader-kader parpol di tingkat lokal agar mengasah intuisi kemanusiaannya sebagai basis dalam gerakan politik.
Politik tidak hanya dilihat sebagai gerbong instan menuju kursi kekuasaan semata. Prinsip menghalalkan segala cara ala Machiavelli yang selama ini telah membudaya dalam urat nadi perpolitikan mesti dihentikan. Dalam konteks keberlanjutan kerja politik, cara-cara instan ini membunuh langkah kemanusiaan parpol di masa depan. Rasionalitas publik yang kian terasah dalam ziarah waktu dan pengalaman akan menjadi ganjalan serius bagi parpol dalam kerja politik kemanusiaan.
Kita mengapresiasi langkah Partai Golkar NTT merebut nurani rakyat dengan jalan kemanusiaan. Semoga pesan kemanusiaan ini membuka kesadaran kader Golkar tingkat lokal agar lebih matang dalam kerja politik sebagai medium advokasi kecerdasan publik. Kemanusiaan mesti jadi basis advokasi gerakan politik. Dampak elektoral adalah buah dari kerja politik berbasis kemanusiaan. Siapa yang menabur dengan keringat dan air mata (simbol kejujuran), akan menuai dengan sorak sorai (simbol kebahagiaan).*
Penulis, rohaniwan Katolik, penulis buku “Politik Dusta di Bilik Kuasa” (JPIC OFM (2018)