Pamsimas Atasi Krisis Air Bersih di Malaka

malaka pansmias

BETUN KABARNTT.CO— Ketersediaan air bersih masih masih menjadi masalah serius hamper semua pemerintah kabupaten di NTT, termasuk di juga di Kabupaten Malaka.

Di Malaka, duet Bupati-Wakil Bupati Simon Nahak-Louise Lucky Taolin sudah  mematok tekad. Air minum  jadi kebutuhan prioritas.

Bacaan Lainnya

Saat ini sebanyak 58 desa yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Malaka  sudah menjalankan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang dibantu Pemerintah Pusat.

Bupati Malaka, Simon Nahak, pada saat acara serah terima Program Pamsimas III di Desa Weulun, Kecamatan Wewiku, Jumat (20/8/2021), mengatakan Program Pamsimas merupakan program nasional untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap air minum dan sanitasi yang layak melalui pendekatan berbasis masyarakat.

Tujuannya, untuk  meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat serta  meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi yang berkelanjutan.

Warna dasar dari Program Pamsimas, kata Bupati Simon, adalah program bersama yang melibatkan berbagai stakeholder, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten dan juga masyarakat, bahkan pemerintah desa.

Dengan melibatkan banyak pihak seperti ini, kata Bupati Simon, program diharapkan dapat berjalan dengan baik, serta memberikan manfaat besar bagi rakyat di perdesaan.

Hal ini terutama karena lokasi sasaran program Pamsimas diprioritaskan pada desa-desa yang masih jauh dari cakupan pelayanan air minum aman dan sanitasi layak perdesaan.

Dan, kata Bupati Simon, salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan 100 persen akses air minum dan sanitasi layak adalah Program Pamsimas.

Namun Program  Pamsimas, tersebut tergantung pada kompetensi sumber daya manusia karena masyarakat merupakan pelaku utama (primer actus) dalam program tersebut.

Program Pamsimas, kata Bupati Simon, sudah berjalan dengan baik karena dimonitor secara langsung oleh  fasilitator.  Tapi yang menjadi problem  adalah tingkat kepedulian masyarakat masih minim terkait sarana dan prasana yang dibangun oleh pemerintah  sehingga perlu ada penguatan koordinasi di level desa agar fasilitas yang ada dipelihara (maintance) secara baik oleh masyarakat.

Kepala Dinas PUPR  Malaka, Yohanes Nahak, mengatakan,  untuk  menjawabi kebutuhan masyarakat akan air bersih pemerintah daerah telah menyuplai  12 tangki air yang tersebar di 12 kecamatan. Sejauh ini 12 tangki air  sudah berjalan optimal.

Namun yang menjadi kendala adalah akes jalan masuk sehingga ada beberapa desa  belum bisa terjangkau secara baik.

Sejauh ini, pemerintah sudah melakukan upaya secara optimal untuk menjawabi kebutuhan air bersih. Akses jalan masuk ini menjadi problem.

“Jadi perlu koordinasi dan penguatan lintas sektor sehingga menjawabi persoalan yang ada. Kemudian tahun depan ada enam desa yang akan mendapat program tersebut tapi intervensinya melalui APBD,” ujar Nahak.

Koordinator Program Pamsimas Malaka,Yohanes Gaspar Nahak, mengatakan desa-desa yang diintervensi oleh Pamsimas pada dasarnya memiliki sumber air. Namun menjadi permasalahan adalah keberlanjutan dari sarana yang sudah dibangun  tidak dipelihara dan dirawat dengan baik oleh masyarakat.

“Persoalan yang terjadi yaitu tingkat kepedulian masyarakat terhadap sarana dan prasana yang sudah dibangun oleh Pamsimas masih rendah. Selain itu ada kendala sosial lainnya seperti kepemilikan sumber air dimana masih ada suku-suku mengklaim bahwa sumber air itu milik mereka sehingga menghambat proses perijinan dan lain-lain,” tandasnya.

Yoga mengakui, terkait kebutuhan air bersih ada beberapa desa yang komplain karena tidak mendapat pelayanan. “Memang benar ada keluhan dari masyarakat faktor utamanya adalah musim kemarau sehingga terjadi pengurangan  debit di sumber mata air, tapi tidak sampai kering dan masih bisa dilayani dan dimanfaatkan oleh masyarakat,” katanya. (adv/yos)

Pos terkait