TAHUN 2021 tak bakal lekang dari ingatan Mama Nana dan putrinya Juva. Mama anak dari Sumba Barat Daya (SBD) ini merengkuh prestasi gemilang sebagai juara pertama kompetisi Sing Like Mama Global TV Sesion 1 tahun 2021.
Tak banyak warga NTT yang tahu sukses mama anak ini. Tetapi prestasi mereka sungguh membanggakan. Tidak hanya untuk Sumba Barat Daya atau Pulau Sumba, tetapi juga untuk NTT.
Mama Nana bernama lengkap Maria Mardyana Silvya. Lahir di Waingapu, Sumba Timur, 26 Maret 1987. Saat ini Mama Nana menjabat sebagai Kasubag Kepegawaian di Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat Daya.
Bukan hanya itu, Mama Nana juga pelatih musik bagi anak-anak di Sumba Barat Daya.
Sementara anaknya Danesya Mariejuvana Dangga Loma. Biasa disapa Juva. Lahir di Yogyakarta 6 April 2006. Saat ini Juva duduk di kelas XI SMK St.Thomas Aquinas Tambolaka, SBD.
Ajang ini sudah digelar awal September 2021 lalu. Grand finalnya 3 September 2021. Ajang Sing Like Mama merupakan program yang diselenggarakan oleh Global TV (GTV) yaitu kompetisi bernyanyi duet ibu dan anak.
Kepada kabarntt.co, Jumat (31/12/2021), Mama Nana mengisahkan bagaimana bersama anaknya Juva berhasil tampil ke pentas nasional dan menyisihkan 28 kontestan lainnya.
“Awalnya kami dapat informasi dari PAPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu Republik Indonesia) NTT dan juga PAPRI SBD. Kebetulan Ketua PAPRI masih teman sendiri. Kami mendaftar tuh di hari terakhir karena memang sibuk. Hari terakhir kita coba daftar saja dan kirim nama. Setelah itu lewat whatshap diinformasikan kalau kami lolos dan minta agar kami langsung audisi dengan dua lagu sekaligus melalui virtual lewat zoom dengan tim kreatif mereka. Memang saat itu masa pandemi sehingga semuanya lewat online,” tutur Mama Nana via sambungan telepon.
Setelah itu, jelas Mama Nana, tim kreatif dari Global TV meminta agar menyiapkan dua lagu untuk audisi yakni lagu Anak Mama dan satu lagu masing-masing solo dan juga ada beberapa wawancara.
“Setelah itu kami langsung siap dan audisi secara virtual. Tiga minggu kemudian kami dinyatakan lolos audisi dan diharuskan langsung berangkat ke Jakarta untuk ikut babak selanjutnya,” kenang Mama Nana.
“Kebetulan ada 7 episode dan kami dibagi masing-masing episode ada 4 pasang kontestan terdiri dari anak-mama, sehingga totalnya ada 28 pasang kontestan dari seluruh daerah di Indonesia. Ya, karena baru pertama tampil di panggung nasional secara live dengan juri-juri terkenal pasti gugup. Juga lagu yang dibawakan saat tampil pertama itu diberikan saat H-1. Coba bayangkan, waktu yang kami butuhkan untuk latihan mepet sekali,” kisahnya.
Mama Nana mengaku grogi dan gugup juga tampil di ajang bergengsi di Jakarta. Apalagi 28 kontestan lain itu sudah punya nama. Bahkan ada juga yang sudah punya album.
“Juga banyak dari mereka yang sudah dikenal oleh juri-juri. Namun kami tetap dengan semangat juang yang tinggi. Pada saat itu kami tidak pernah bermimpi untuk juara, kami hanya ingin tampil semampu dan sebisa kami, karena kepercayaan masyarakat NTT ada di pundak kami,” tutur Mama Nana.
Di babak final Mama Nana dan Juva membawakan dua lagu. Lagu pertama Jangan Ganggu ditentukan panitia. Satu lagi lagu dari Chrisye berjudul Untukku.
Menurut Mama Nana, sukses mereka juga terasa sangat spesial. “Ada drama sangat fatal sebelum final. Karena masa pandemi jadi tidak ada pesawat yang masuk di SBD, sehingga kami sampai di Jakarta itu sudah H-2 malam. Kami hanya 1 hari penuh latihan dengan semua kru untuk persiapan grand final. Seharusnya kami sudah gugur juga. Seharusnya kami hadir di Jakarta itu H-4 untuk persiapan final. Semua kontestan yang masuk final sudah persiapan matang, hanya kami saja yang latihan satu hari dan langsung tampil,” kenang Mama Nana.
“Waktu kami dapat stand applause dari 3 dewan juri, apalagi dari Bunda Maya, yang merupakan juri terkenal, sudah menjadi kebahagian terbesar mengingat perjalanan kami yang tidak mudah. Kami tidak membayangkan bisa mendapat juara 1 di ajang bergengsi tersebut, mengingat saingan kami adalah orang-orang Jakarta yang sudah punya nama dan juga sudah punya album. Jadi ya, itu ada persembahan kami kepada masyarakat NTT dan juga masyarakat Pulau Sumba,” paparnya.
Menyabet prestasi itu, Mama Nana punya pesan khusus untuk masyarakat NTT. “Untuk teman-teman, adik-adik dan semua yang punya kualitas di bidang tarik suara, harus mencoba, jangan takut dahulu sebelum tampil. Juga jangan pernah merasa karena kita di daerah pelosok atau di desa kita tidak bisa bersaing, tetapi mencoba dulu dengan talenta yang diberikan Tuhan kepada kita. Mengekspresikan itu adalah hal yang luar biasa sehingga kita harus mencoba melakukan daripada tanpa melakukan dan memendam bakat yang ada,” pesannya.
MLLBeri Apresiasi
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena (MLL), kaget ketika tahu Mama Nana dan Juva sudah mengharumkan nama NTT di ajang nasional tarik suara. MLL bertemu Mama Nana di Yogyakarta, Senin (27/12/2021), saat memimpin kunjungan kerja (Kunker) Komisi IX DPR RI ke Yogya.
Kepada media ini, Jumat (31/12/2021) petang, MLL mengatakan, “Kemarin beta pimpin kunker reses Komisi lX di Yogya ketemu Mama Nana yang diajak Kaka Ratu Wula dari Nasdem yang juga Komisi lX. Nana ternyata juara 1 lomba Sing Like Mama (Mama Anak) di Global TV. Dia pegawai di Pemda SBD. Ini sangat menginspirasi bagi masyarakat NTT,” kata Melki lewat chat whatshapnya.
Melki memberikan apresiasi atas capaian Mama Nana. Mitra Komisi IX DPR RI juga memberi apresiasi, termasuk Profesor Dr. Ali Gufron dan Direktur BPJS Kesehatan.
Melki, Mama Nana dan anaknya merupakan salah satu orang NTT yang berprestasi khususnya dari Pulau Sumba yang membanggakan di tahun 2021. “Prestasi ini juga harus menjadi contoh dan inspirasi yang baik bagi masyarakat NTT terkhusus milenial dan kaum perempuan dalam mengekspresikan potensi-potensi yang ada,” kata Ketua DPD Golkar NTT ini.
Saat makan malam bersama mitra Komisi IX DPR RI, yakni BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan Kemenaker di Restoran Sekhar Kedhaton Yogya acara jadi ramai dan cair, terutama karena Mama Nana ikut menyanyi dan bahkan berduet dengan Melki.
Sekhar Kedhaton Yogya Restoran ini merupakan restoran Jawa yang tepat berada di Jalan Tegal Gendu No.28, Pranggan, Kecamatan Kota Gede, Kota Yogyakarta.
Restoran ini juga merupakan salah satu restoran terbesar di wilayah Kotagede dengan bangunan dan masakannya yang bergaya Jawa-Kolonial dan menu-menu khas restoran keraton dengan menu elite kerajaan khas Yogya.
Interior Sekar Kedhaton ini didominasi nuansa kayu-kayu yang membuat suasana terasa hangat. Belum lagi dengan lampu-lampu temaram dan iringan lagu-lagu Jawa. Suasana terasa seperti berada di tengah-tengah meja makan Bupati Jawa di zaman kuno! (rambu prailiang)