JAKARTA KABARNTT.CO– Justin L Wejak, admin Grup Ata Lembata, komunitas warga Lembata diaspora sedunia mengemukakan, ihwal apakah Kompetisi Liga III El Tari Memorial Cup (ETMC) tahun 2021 Agustus mendatang di Lembata dilaksanakan atau dibatalkan, tentu menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Pak Gubernur dan Pak Wakil Gubernur itu orang bijak. Keduanya, akan memilih yang terbaik atau dalam konteks Covid-19 yang teraman. Saat ini dunia sungguh tidak aman, tidak sehat gara-gara Covid-19,” kata Justin Wejak, dosen Kajian Asia di The University of Melbourne, Victoria, Australia, dalam keterangan tertulis yang diterima media, Kamis (24/6/2021).
Menurut Justin, dosen Etnografi Asia, beberapa tempat di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur masuk zona merah penyebaran Covid-19. Sementara itu fasilitas dan akses kesehatan khusus di NTT, apalagi di Lembata, jauh dari memadai. Ini fakta, bukan fiksi yang sengaja diada-adakan untuk menakut-nakuti publik untuk tujuan penolakan ETMC diadakan di Lembata Agustus 2021.
“Saya pikir akal sehat harus diberdayakan untuk memahami gejolak dan risiko kesehatan saat ini jika ETMC jadi dilaksanakan. Pandemi Covid-19 mesti menjadi pertimbangan utama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk menunda pelaksanaan ETMC di Lewoleba Agustus mendatang,” lanjut Justin Wejak, akademisi asal Kampung Baolangu/Lewokukung, Kecamatan Nubatukan.
Menurut lulusan Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, Maumere, Flores itu, belakangan virus corona varian baru muncul lagi. Varian baru itu sangat berbahaya dan berdampak fatal. Menganggap remeh terhadap virus korona dan virus varian baru adalah sebagian dari alasan orang mengabaikan usulan dan permintaan penundaan pelaksanaan turnamen tersebut.
“ETMC penting tapi ada hal lain yang jauh lebih penting saat ini yakni kesehatan, hidup-mati masyarakat. Semoga ini tidak diabaikan. Bupati Lembata selama masa Covid-19 memberi kesan seolah tidak peduli pada arahan Pemerintah Pusat terkait perjalanan dinas atau perjalanan atas nama dinas. Ada indikasi sikap masa bodoh, acuh tak acuh Bupati Lembata,” ujar Justin, co-editor buku Membangun Tanpa Sekat pada HUT ke-21 Otonomi Lembata tahun 2021.
Sikap Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur ini, kata kolumnis UCANews, media bebasis di Hongkong, terefleksi dalam upaya persuasifnya mendorong terlaksananya ETMC di Lembata tanpa terlihat secuil pun pertimbangan menunda ETMC. Padahal penyebaran Covid-19 di Lembata semakin memrihatikan.
Anggota grup lainnya, Matias J Ladopurab, SH, MH meminta Pemerintah Provinsi NTT membatalkan ETMC tahun 2021 sembari menunggu situasi dan kondisi NTT dan Lembata kembali pulih, membaik. Pembatalan harus dilakukan mengingat sebagian warga masyarakat di Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur, Omesuri, dan Buyasuri masih trauma dengan banjir bandang yang menerjang wilayah-wilayah itu pada akhir November 2020 dan 4 April 2021 dan memakan banyak warga meninggal dan kehilangan rumah serta harta benda.
“Sampai saat ini proses relokasi warga masyarakat Ile Ape dan Ile Ape Timur tidak jelas. Banyak warga korban masih tinggal di pondok-pondok, ditelantarkan Pemerintah Kabupaten Lembata. Bupati dan Wakil Bupati malah mondar mandir sana sini mencari dukungan penyelenggaraan Kompetisi Liga III ETMC. Saat ini Lembata tidak mampu menjadi menjadi tuan rumah di tengah sebagian masyarakat korban bencana masih susah dan tinggal di kebun-kebun warga tetangga,” tegas Ladopurab, praktisi hukum asal Lewotolok, Ile Ape.
Anggota grup lainnya, Alberto Geroda Atawolo, menambahkan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur perlu mempertimbangkan serius aspek kesehatan masyarakat menyusul pandemi Covid-19 melanda Indonesia setahun lebih dan munculnya varian baru virus corona yang sudah masuk negara ini. Kompetisi Liga III ETMC penting tetapi bisa ditunda tiga atau empat tahun mendatang karena kesehatan masyarakat adalah aspek mendasar.
“Dua wilayah di Lembata yaitu Ile Ape dan Kedang baru saja dilanda bencana hebat hingga mengundang simpati Presiden Jokowi mengunjungi korban dan meninjau langsung lokasi bencana di Desa Amakaka, Ile Ape. Paling urgen Pemerintah Provinsi NTT membantu warga dan daerah yang ditelantarkan selama hampir delapan tahun ini. Tahun ini Pak Gubernur NTT sudah berbaik hati membangun sedikit ruas jalan dari Mingar ke Penikenek dengan APBD NTT,” kata Alberto, warga asal Lewuka, Wulandoni. (ans)