Jalan Rusak, Betun-Atambua Makan Waktu Tempuh 4 Jam

malaka jalan rusak

BETUN KABARNTT.CO—Ruas jalan provinsi yang melintasi Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka rusak parah. Akibatnya waktu tempuh Betun-Atambua yang cuma satu jam menjadi 4 jam.

Memasuki musim hujan seperti sekarang ini, badan jalan digenangi air hujan dan menyulitkan para pengendara ketika melewati jalur ini.

Bacaan Lainnya

Pantauan kabarntt.co, Rabu  (24/2/2021), terdapat dua titik yang belum dibangun jembatan, sehingga apabila hujan dengan intensitas tinggi maka para pengguna jalan tidak bisa melewatinya.

Para pengendara harus menunggu sampai air kembali surut untuk bisa menyeberang ke Betun, Ibukota Malaka dan sebaliknya ke Atambua, Ibukota Kabupaten Belu.

Dua jembatan yang belum dibangun tersebut yakni di Desa Lakekun Utara, Kecamatan  Kobalima dan Desa Sanleo, Kecamatan  Malaka Timur.

Kerusakan jalan provinsi penghubung Kabupaten Malaka dan Belu ini sudah rusak bertahun-tahun dan tidak pernah diperhatikan.

Sebagian besar pengendara mengeluh kondisi jalan ini. Para pengendara yang melewati jalur ini harus membutuhkan 3 hingga 4 jam untuk sampai di Atambua ataupun sebaliknya sampai di Betun.

Frans Nurak, seorang pengguna jalan mengaku, kondisi jalan berlubang dan rusak parah ini sangat mengganggu perjalanan.

“Kami setengah mati yang punya kendaraan ini kalau melewati jalur ini sampai batas wilayah Kabupaten Belu capek juga. Tidak ada jalur alternatif lain. Jalur ini cukup jauh dan hampir semuanya rusak, ada lubang yang sangat dalam, sehingga kendaraan yang rendah selalu nyangkut,” tandas Frans.

Frans berharap, kalau bisa pemerintah provinsi memrioritaskan jalan ini. Apalagi Kabupaten Malaka juga akan dipimpin kepala daerah baru.

Gusti Haki, salah seorang sopir angkutan  berharap agar  pemerintah membuka mata juga untuk jalur penghubung dua kabupaten ini.

“Sebenarnya dari Malaka ke Atambua hanya satu jam saja, tapi karena jalan rusak, kami membutuhkan waktu 3 hingga 4 jam karena jalan berhenti terus untuk bisa silih lubang. Kasihan kami pengendara ini,” keluh Gusty.

Kalau hujan deras,  kata Gusty, para pengendara harus berhenti dan istirahat di tengah jalan karena kondisi jalan di jalur ini sangat licin dan membahayakan. (jos)

Pos terkait