BORONG KABARNTT.CO—Segerombolan oknum preman di Kampung Cenop dan Kampung Weleng, Desa Nampar Tabang, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur-Nusa Tenggara Timur (NTT), meresahkan pengguna jalan.
Para preman ini sempat menghadang para pengguna jalan, Kamis (1/7/2021) sekitar pukul 16.00 sore waktu setempat.
Silvester Rupang, salah satu korban, warga Kampung Rujung Desa Golo Munga Barat, mengatakan, aksi premanisme yang terjadi di Desa Nampar Tabang sangat meresahkan warga pengguna jalan.
Rupang mengaku, dirinya bersama rekannya sering kali dihadang oleh sekelompok oknum preman di tengah jalan saat melintasi jalur yang menghubungkan Benteng Jawa-Satar Teu itu.
“Saya dan kakak saya pulang dari arah Reo. Ketika kami tiba di Kampung Cenop ada segerombolan orang yang sedang minum minuman keras di persimpangan jalan depan rumah Bapak Sipri Sal,” ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telepon Jumat (2/7/2021).
Rupang menuturkan, saat melintasi jalur tersebut ada seorang anak remaja bernama Ardi merangsek masuk ke tengah jalan dalam kondisi mabuk, lalu melakukan penghadangan.
“Saat melihat pelaku di badan jalan, saya harus menekan rem motor saya, karena takut menabrak pelaku. Lalu saya bilang, permisi kae pe’ang koe cekoen’ (Permisi kaka, tolong minggir sedikit). Pelaku tidak terima dengan baik, pelaku lansung mencekik leher saya sambil berkata “apa maksud dau?” (Apa maksud kamu),” tutur Rupang.
Rupang mengatakan, dirinya sedang di atas sepeda motor saat pelaku mencekik lehernya. Dia bermaksud memarkir sepeda motornya. Saat bersamaan, tiba-tiba teman pelaku bernama Rio datang dari arah depan lalu melompat dan menendang dada bagian kirinya.
“Saya dan kakak pun terjatuh sehingga saya mengalami luka di tangan sebelah kiri dan di bagian leher belakang. Setelah itu saya pun bangun seketika lalu berdiri. Lalu ada orang tua datang peluk saya dan berusaha menenangkan saya, secara bersamaan Ardi sempat menendang punggung saya saat saya dalam posisi dipeluk. Sesudah itu saya diam dan bapa tua itu suruh untuk melanjutkan perjalanan kami,” tutur korban.
Rupang mengaku, dirinya tidak melakukan perlawanan saat pelaku menyerangnya. Usai kejadian, ia bersama kakaknya berinisiatif untuk menyelamatkan diri dan mendatangi rumah Kades Nampar Tabang, Hila Teguh. Kades Hila pun menyarankan untuk melakukan visum.
“Kami bersama Kades Nampar Tabang bersama-sama pergi visum ke Puskesmas Weleng. Setelah itu kami melanjutkan masalah dengan cara proses hukum dan kami pun sudah melaporkan kejadian ini di Polsek Lamba Leda di Dampek. Polisi pun sudah menanggapi laporan kami dan masalahnya masih dalam proses hukum,” pungkas dia.
Rupang meminta aparat Polres Manggarai Timur dan Polsek Lamba Leda segera turun tangan untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Pengguna jalan masih khawatir mengalami kejadian serupa karena para pelaku sampai saat ini belum ditangkap.
“Secepatnya pelaku harus segera ditangkap karena takut kejadian susulan. Bahkan terjadi kasus yang lebih besar,” pungkas dia.
Korban lainnya yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan, ia bersama rekannya juga seringkali dihadang oleh oknum preman di Desa Nampar Tabang saat hendak melintasi ruas jalan Benteng Jawa-Satar Teu. Bahkan pelaku tidak segan-segan meminta uang rokok kepada setiap pengguna jalan.
“Kalau mereka mabuk, sering hadang kami dan minta uang rokok. Kami tidak bisa lawan karena mereka gerombolan,” ungkap sumber itu.
Ia mengaku, sejumlah oknum preman bahkan menghadang lalu mengambil secara paksa ikan yang mereka jual. “Kalau ada yang jual ikan, mereka ambil secara paksa, kami juga pasrah saja,” ujarnya.
Informasi yang diperoleh wartawan, selama ini sejumlah oknum pelaku juga seringkali meminta uang kepada penjual ikan seperti pengakuan beberapa warga penjual ikan keliling asal Desa Golo Munga dan Golo Munga Barat. Bahkan di Desa Nampar Tabang juga terjadi kasus pemukulan terhadap Pastor Paroki Weleng. (adi)