Ini Sebabnya Covid Meningkat di Sumba Timur

WAINGAPU KABARNTT.CO—Salah faktor penting meningkatnya kasus Covid-19 di Sumba Timur adalah rendahnya kesadaran masyarakat mentaati protokol kesehatan (Prokes).

Dari data Posko Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, tanggal 1 Agustus 2021 kasus positif meningkat secara signifikan dari hari ke hari. Total kasus Covid-19 mencapai 3.399 kasus dengan rincian : pasien aktif 904 kasus, kasus sembuh 2.634, kasus meninggal 71 kasus.

Bacaan Lainnya

Wakil Ketua Satgas Kabupaten Sumba Timur, Domu Warandoy, lewat panggilan telepon, Senin (2/8/2021), mengatakan pemerintah sudah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari pertama sampai perpanjangan yang ke-12.

Masuk di penerapan PPKM Level 4, kata Domu,  pemerintah juga menerapkannya sangat ketat, berbeda dengan sebelumnya.  Namun kesadaran masyarakat menjadi faktor  penentu peningkatn Covid-19.

“Salah satunya adalah kalau sebelumnya warung itu kita minta mereka 50:50 (50 pesanan 50 makan di tempat), sekarang warung kami silahkan saja buka seterusnya, yang penting jangan ada yang makan di tempat, pesanan boleh. Oleh karena itu, warung Jawa itu saya puji dia (Mister Cafe) karena kursi-kursinya itu ditaruh di atas meja semua. Kenapa? Karena tidak mungkin terima pesanan (terima orang makan),” tutur Domu.

Lanjut Domu, dalam kondisi seperti itu penyebaran Covid masih meningkat setiap hari karena masyarakat belum disiplin untuk menerapkan 5M.

“Nah kalau tidak disiplin, pemerintah bergerak seperti apapun juga tidak bisa. Orang masih kumpul-kumpul, kami tidak larang orang kumpul, yang kami tidak tahu ada saja yang lakukan kumpul-kumpul. Kalau kami tahu kami bubarkan. Sedangkan jika kami tidak tahu mereka berkumpul, maka penyebaran berjalan terus. Nah, sepanjang penyebaran tidak bisa kita putuskan pasti penyebaran covid akan seperti itu terus,” kata Sekda Sumba Timur tersebut.

Domu mengatakan, saat ini pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin.  “Lihat sekarang kami ini bergerak sangat maksimal, namun memang kesadaran masyarakat yang masih sangat minim,” tegas Domu.

Langkah strategis yang dilakukan saat ini, kata Domu, adalah tetap melakukan penerapan PPKM level 4 secara ketat.

“Kumpul-kumpul tidak boleh, syukuran segala macam tidak boleh, harus pakai masker, gereja tetap seperti semula diperketat. Kantor hanya 25% saja yang masuk kantor, untuk kegiatan rapat yang urgen atau kegiatan esensial di bidang pemerintahan terkait pelayanan publik 25 persen,” bebernya.

Pintu masuk dari Sumba bagian barat, kata Domu, juga  diperketat. Tanpa bukti vaksin dengan rapid antigen tidak bisa masuk. “Bagian udara pun sama. Tenaga kerja lewat udara dan laut sama juga, kami perketat,” kata Domu.

Domu menghimbau masyarakat Sumba Timur untuk mendukung penuh seluruh proses penerapan prokes. Kesadaran masyarakat harus ditingkatkan.

“Pesan saya, mohon dukungan seluruh masyarakat Sumba Timur. Jangan hanya harap pemerintah saja, pemerintah sudah maksimal ini tapi penyebaran  tetap ada. Yang kami tidak lihat mereka duduk kumpul, yang kami tidak lihat masih ada syukuran tapi sudah selesai baru kami tahu,” katanya. (np)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *