Inche Sayuna: “DPRD NTT Dukung Bank NTT Tekan NPL Nakal”

KUPANG KABARNTT.CO—Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTT mendukung Bank NTT menekan NPL (non performing loan), yakni para debitur nakal yang gagal membayar kewajibannya.

Dukungan kepada Bank NTT ini ditegaskan Wakil Ketua DPRD NTT, Inche Sayuna, kepada media ini, Rabu (17/11/2021) pagi.

Bacaan Lainnya

Inche menyebut dua indikator untuk melihat  Bank NTT masih sehat atau tidak. Pertama, aspek ratio kecukupan modal.  “Bank NTT ada di angka 23,11 % di atas rata-rata 12%. Artinya bantalan permodalannya cukup sehat,” kata Sekretaris DPD I Golkar NTT ini.

Kedua, kata Inche,  dari sisi likuiditas bank, NPL Bank NTT  2,61 % dengan peringkat komposit 2. “Artinya Bank NTT bertumbuh secara positif dan mampu menghadapi risiko ke depan,” kata Inche.

Dengan kondisi seperti itu, kata Inche, DPRD NTT mendukung Bank NTT untuk menekan NPL dengan tiga cara, yakni  menghapus buku, ayda dan menjual aset melalui lelang.

Inche melihat problem utama Bank NTT ada pada tata kelola bank. “Bank NTT masih belum bersih dari orang-orang yang tangannya kotor dan mau berkonspirasi dengan pihak luar untuk tidak mendukung Bank NTT menjadi bank yang sehat,” tandasnya.

Karena itu, kata Inche, DPRD NTT meminta manejemen Bank NTT agar melakukan pembenahan internal dengan memberi reward and punishment secara tegas dan obyektif, membersihkan Bank NTT dari pihak-pihak yang tidak memiliki itikad baik untuk menyehatkan Bank NTT, dan mendorong Bank NTT bekerja secara serius dengan aparat penegak hukum untuk mencari, menemukan, memroses dan menghukum nasabah yang nakal.

Khusus tentang PT Budimas Pundinusa yang diduga di-take over oleh Bank NTT untuk membayar kredit macetnya yang diduga fiktif, Inche mengatakan, harus benar-benar ditegakkan komitmennya untuk mendorong ke proses hukum diproses hukum.

“Semua pihak yang terlibat dalam mata rantai pencairan dana kepada Budimas agar dicari dan dibersihkan  sampai tuntas baik di internal bank maupun orang di luar bank. Atau ada orang-orang tertentu yang bergerak untuk kepentingan memuluskan take over PT Budimas dari Artha Graha ke Bank NTT,” kata wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Timor Tengah Selatan (TTS) ini.

Terkait rencana untuk menjadikan Bank NTT menjadi bank devisa, “Kami melihat bahwa oleh karena ini pilihan maka harus dipercakapkan serius soal apa potensi yang bisa dihasilkan dari mendorong Bank NTT menjadi bank devisa. Apa keuntungan yang mau dikejar dan berapa potensi yang kita punya. Selain itu apakah Bank NTT sudah mempersiapkan strukturnya, SOP-nya bagaimana? Juga tentang kesiapan SDM-nya untuk menunjang bank devisa tersebut dan terhadap hal ini harus didiskusikan secara serius.”

Sebagaimana diketahui,  Bank NTT mau didorong menjadi bank devisa dan membutuhkan tambahan modal inti minimum sampai Rp 3 triliun. Dana ini  diupayakan dari Pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah kabupaten/kota. (den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *