KUPANG KABARNTT.CO—Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), berharap model pembangunan inklusif yang diajarkan Gereja diadopsi oleh pemerintah dan elemen lain untuk mengatasi kemiskinan.
Gubernur VBL menyatakan harapannya itu dalam sambutannya ketika meresmikan Gereja Jemaat Karmel Fatululi, Kupang, Minggu (31/10/2021).
“Model pembangunan inklusif adalah model pembangunan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Dan ini yang sedang diajarkan Gereja kepada masyarakat NTT bahwa tidak ada pekerjaan yang bisa berhasil tanpa keterlibatan semua lapisan masyarakat. Nilai ini yang harus pemerintah dan masyarakat adopsi ke dalam pembangunan NTT secara keseluruhan,” kata Gubernur VBL.
“Saat ini total orang miskin di Indonesia lebih dari satu juta orang dan pemerintah pusat yang bekerja sama dengan pemerintah daerah telah membuat model pembangunan dan klasifikasi kemiskinan. Salah satu klasifikasi tersebut adalah Kemiskinan ekstrim. Sedangkan di NTT terdapat 9,5% orang miskin ekstrim. Dan target Presiden Jokowi untuk menuntaskan kemiskinan ekstrim sampai dengan zero percent atau nol persen pada tahun 2024 nanti. Apabila target tersebut tercapai maka pada tahun 2024 nanti kemiskinan di NTT akan berada pada angka 11 persen atau 10 persen. Maka dari itu ketertarikan saya sebagai gubernur adalah sumbangan nilai inklusif dari Gereja khususnya GMIT harus menjadi sumbangan untuk bagaimana kita menyelesaikan dan menuntaskan kemiskinan ekstrim di NTT,” papar Gubernur VBL.
Tak lupa Gubernur VBL menyampaikan selamat ulang tahun ke-74 kepada GMIT. Gubernur VBL berharap agar kolaborasi pemerintah dan Gereja tetap terjalin dengan baik.
“Saya ingin Gereja terus berpartisipasi serius dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang saat ini kita hadapi bersama. Saya juga berterima kasih serta mengucapkan selamat kepada Sinode GMIT yang merayakan hari ulang tahun yang ke-74. Semoga GMIT terus berbenah serta terus membangun dalam kolaborasi dengan pemerintah. Saya melihat beberapa klasis telah membangun sekolah-sekolah dan hal itu membuat kegembiraan untuk saya sebagai gubernur. Karena jika tidak ada pendidikan yang baik, maka kita tidak akan mengenal Tuhan kita secara benar,” tandas Gubernur VBL.
Gubernur VBL juga menyampaikan bahwa pemerintah dan Gereja mempunyai peran penting dalam mengatasi stunting yang masih tinggi di NTT khususnya di Kota Kupang.
“Saat ini ada sebanyak 80.909 anak yang stunting di NTT dan mayoritas ada di Kota Kupang. Maka dari itu Pemerintah Provinsi dan Kota Kupang serta Gereja mempunyai peran bersama untuk berkolaborasi agar masalah stunting ini dapat teratasi. Karena itu saya meminta kepada para pendeta yang hadir pada hari ini agar di dalam kotbah-kotbahnya meminta kepada orangtua yang mempunyai anak yang masih balita agar ditimbang dan diukur agar jika anak-anak tersebut stunting maka pemerintah dapat mengintervensi dengan memberikan makanan-makanan yang bergizi agar menyelamatkan anak-anak tersebut dari stunting,” kata Gubernur VBL.
Gubernur VBL juga berpesan agar dari gedung gereja yang baru diresmikan pada hari ini dapat melahirkan manusia-manusia yang mempunyai output yang baik sehingga dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang ada di NTT.
“Saya berharap dari gedung yang indah ini keluar manusia-manusia yang mempunyai input yang kuat untuk kita melihat output dalam menyelamatkan kelompok hina yang menjadi tanggung jawab pemerintah serta kita semua sebagai individu dan pribadi sebagai tugas kita dalam pelayanan yang dipercayakan oleh penebus kita Tuhan Yesus,” kata Gubernur VBL.
Ketua Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon, menyampaikan pembangunan Gereja Karmel Fatululi yang dimulai sejak tahun 2007 dan diresmikan pada hari ini agar dapat mendewasakan seluruh jemaat. Pembangunan bukan hanya pembangunan fisik, akan tetapi menjadi sebuah energi yang mengikat seluruh jemaat
“Pembangunan yang memakan energi, dana, tenaga juga waktu, kiranya benar-benar akan menjadi semangat persembahan bagi Tuhan dan mendewasakan masyarakat. Kami percaya bahwa pembangunan sejak tahun 2007 sampai saat ini diresmikan pasti akan mendewasakan kita. Saya berharap pembangunan ini bukan hanya pembangunan fisik akan tetapi menjadi sebuah energi yang mengikat seluruh jemaat,” kata Kolimon. (biro ap setda ntt/den)