KUPANG KABARNTT.CO—Partai Golkar NTT menggelar pelatihan Eco Enzyme untuk para petani milenial. Pelatihan yang dilakukan secara virtual ini mendapat respon positif dari para peserta.
Pelatihan ini dibuka secara langsung oleh Ketua DPD Golkar NTT, yang juga Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, Sabtu (15/5/2021) sore. Kegiatan ini dihadiri oleh kelompok petani milenial dari 22 kabupaten/kota di NTT.
Untuk di ketahui petani milenial ini dibentuk oleh DPD II Partai Golkar di NTT.
Narasumber pelatihan eco enzyme yakni Zacharia Melianus Awang, S.Tp. yang merupakan anggota Komunitas Eco Enzyme dan aktif di dunia pertanian di Bali. Juga Dokter Vivi Kurniati Tjahjadi.
Eco Enzyme merupakan hasil fermentasi dari limbah dapur organik seperti ampas buah, sayuran, gula, coklat dan limbah dapur organik lainnya. Manfaat hasil fermentasi limbah dapur organik ini, selain sebagai pupuk, juga sebagai hand sanitizer, penghilang bau serta penganti deodoran
Ketua DPD Golkar NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada narasumber yang sudah berkenan membagikan ilmu kepada petani-petani milenial yang telah terbentuk di seluruh kabupaten/kota di NTT.
“Terima kasih kepada Bapak Zacharia dan tim yang sudah berkenan hadir untuk membagikan ilmunya bagi adik-adik petani milenial yang telah kita bentuk di seluruh kabupaten/kota di NTT,” Melki Laka Lena.
Menurut Melki, dengan paparan materi yang cukup menarik ini, masyarakat dapat memanfaatkan limbah dapur organik sebagai pupuk, pestisida, desinfektan dan lainnya.
“Pengolahan limbah organik sangat mudah, bahan-bahannya sangat mudah didapat dan sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Melki.
Anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai Golkar, Johan Jhon Oematan, merupakan salah satu pengembang eco enzyme, dan membuktikan sendiri hasil dari fermentasi limbah organik sebagai pupuk tanamannya.
Oematan menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan dan mengolah limbah organik secara baik karena memiliki manfaat untuk lingkungan.
“Masyarakat bisa memanfaatkan limbah dapur untuk digunakan sebagai pupuk, pestisida, desinfektan, dan sebagainya. Pembuatannya cukup mudah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Hasilnya sudah saya buktikan sendiri pada tanaman-tanaman saya,” kata Oematan.
Sementara Ketua AMPG NTT, Restu Dupe, menilai kegiatan ini sebagai kegiatan yang sangat positif meskipun dilakukan secara virtual.
Dupe berharap pelatihan ini bisa menambah wawasan petani milenial dalam memanfaatkan bahan baku yang ada di daerah.
Dupe menegaskan akan terus memberikan pelatihan-pelatihan yang baik mendorong kreativitas anak-anak muda khususnya petani-petani milenial asuhan Partai Golkar.
“Pelatihan ini sebagai pemantik teman-teman petani milenial di daerah. Kami akan melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini secara berkelanjutan,” kata Dupe. (np)