WAINGAPU KABARNTT.CO—Setelah badai seroja menghantam dan hama belalang menyerang, dikhawatirkan Sumba Timur terjadi rawan pangan. Pasalnya, tanaman pertanian warga diserang belalang dan dihantam badai.
Kekhwatiran ini diingatkan Ketua Komisi lll DPRD Sumba Timur, Ayub Tai Pranda kepada kabarntt.co, Jumat (23/4/2021) pagi.
Ayub mengatakan, di Sumba Timur badai seroja merendam bahkan menenggelamkan sebagian besar lahan pertanian dan bahkan rumah-rumah warga.
Warga hanya bisa menyelamatkan diri sendiri, sementara tanaman pertanian seperti padi dan jagung tidak bisa diselamatkan. Tanaman padi siap panen di daerah alisan sungai hanyut dibawa banjir tanpa bekas.
Di tengah kondisi seperti ini, Ayub Tai Pranda, Ketua Komisi lll DPRD Sumba Timur khawatir terjadi rawan pangan.
Wakil rakyat dari Fraksi Golkar ini mengatakan, dampak bencana yang terjadi cukup besar. Persediaan makanan hanyut, padi di sawah dan di ladang tersapu banjir. Masyarakat hanya bisa menyelamatkan diri.
“Hampir sebagian besar lahan pertanian masyarakat yang sudah siap panen direndam air. Bahkan lahan pertanian di daerah DAS yang menjadi penopang pangan untuk Sumba Timur dihanyutkan oleh badai seroja. Ya, kami memang khawatir akan terjadi rawan pangan di Sumba Timur,” kata Ayub.
Atas kekhawatiran itu, kata Ayub, Dewan mendorong pemerintah agar segera mungkin berbenah dan masyarakat memulai aktivitas dengan normal lagi.
“Kita proritaskan lahan petanian di daerah aliran sungai yang potensial dan menjadi pemasok terbesar daerah. Meskipun memang bantuan tetap mengalir dari seluruh donatur, namun juga kita harus segera bangkit dan tidak terlena dengan bantuan yang disalurkan kepada masyarakat kita yang terdampak,” kata Ayub.
Ayub mengajak warga untuk bangkit dan segera berbenah diri. “Kita harus berproses lagi untuk memperbaiki seluruh yang sudah dirusak oleh badai. Memang kita prioritaskan lahan pertanian yang potensial untuk memperbaiki rawan pangan kelak,” tegas Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumba Timur ini.
Ayub mengatakan, untuk penyaluran bantuan di Sumba Timur pasca bencana tidak ada kendala. Karena Pemda, Gereja dan LSM yang mendirikan posko bantuan sangat terkoordinasi baik. Sejauh ini belum ada masyarakat yang mengeluh tentang bantuan.
Meski begitu, Ayub mengharapkan agar semua saluran bantuan tetap dalam koordinasi secara baik. Dengan demikian, bantuan tepat sasaran dan masyarakat tidak ada yang terlewatkan.
“Harus berangkat dari data. Pemerintah daerah, LSM, Gereja-Gereja yang mendirikan posko bencana harus ada koordinasi yang baik agar bantuan–bantuan benar sampai pada sasaran dan dinikmati masyarakat terdampak, sehingga tidak terkesan ada penumpukan bantuan di setiap posko. Juga tidak ada lagi masyarakat yang mengeluh karena bantuan tidak pernah menyentuh mereka karena kurangnnya koordinasi,” imbuhnya. (np)