WAINGAPU KABARNTT.CO—Hama belalang kembali menyerang tanaman pertanian warga di Sumba Timur. Kali ini lahan pertanian di Desa Kiritana, Kecamatan Kambera, Sumba Timur yang diserang.
Dalam sekejap 2 hektar lahan jagung masyarakat dilahap habis oleh belalang kumbara yang baru melompat.
Anggota Komisi B DPRD Sumba Timur, Yeston Umbu Lapu Pura Tanya, menjelaskan hama belalang menjadi masalah pertanian yang sangat mengganggu masyarakat Sumba Timur.
Bukan baru kali ini saja belalang melahap habis tanaman pertanian, namun sudah menyebar luas di 22 kecamatan di Sumba Timur. Malahan di kabupaten tetangga juga sudah menjadi masalah serius.
Dipastikan koloni belalang kumbara tersebut sudah beranak cucu di Kabupaten Sumba Timur, bahkan di kabupaten tetangga, Sumba Tengah.
“Kemarin kami dapat info dari masyarakat Kiritana jika belalang melahap habis tanaman jagung. Bukan belalang yang sudah bisa terbang, namun anak belalang yang baru melompat. Dan memang batang jagung dikikir sampai habis. Padahal kita tahu kalau daerah Kiritana merupakan penghasil jagung dan padi yang cukup besar,” jelas Yeston kepada kabarntt.co, Senin (14/6/2021).
Anggota Fraksi Golkar yang masih muda ini, setiap rapat komisi maupun RPD dengan Dinas Pertanian selalu disampaikan masalah hama belalang. Karena setiap kali turun ke masyarakat pasti menjadi keluhan yang cukup banyak, sehingga selalu disinggung dalam rapat-rapat resmi di DPRD Sumba Timur.
Namun informasi dari Dinas Pertanian, kata Yeston, alat dan mobil yang selalu digunakan untuk penyemprotan belalang tersebut rusak dan tidak bisa digunakan. Karena itu DPRD Sumba Timur meminta kepada BPBD Sumba Timur untuk membantu dalam hal kendaraan.
“Namun juga tidak dipenuhi, sehingga kami menyarankan agar mobil yang ada di DPRD digunakan untuk melakukan penyemprotan. Memang karena hama belalang sudah menyebar di seluruh wilayah Sumba Timur, menjadi sangat susah jika Dinas Pertanian sendiri yang mengambil alih,” kata Yeston.
“Kami sarankan kepada pemerintah jangan hanya Dinas Pertanian yang melakukan penyemprotan, namun seluruh masyarakat Sumba Timur harus gotong royong. Perangkat desa dan kecamatan harus mengambil sikap untuk membasmi hama belalang tersebut. Kami minta Dinas Pertanian agar membagikan obat kepada seluruh kecamatan di Sumba Timur untuk secara bersama melakukan penyemprotan secara masif. Kalau tidak ya kita akan menjadi sasaran belalang setiap tahun,” katanya.
Menurutnya, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pertanian untuk mendengar sejauh mana perkembangan penyemprotan yang dilakukan dan sejauh mana penyebaran belalang di wilayah Sumba Timur, sehingga bisa memberikan saran atau menyiasati anggaran untuk pengadaan obat semprot tersebut.
“Kita harus sesegera mungkin melakukan RDP dengan Dinas Pertanian supaya memberikan gambaran sudah sejauh mana perkembangan penanganan dari hama belalang tersebut. Jangan sampai tidak lagi melakukan penanganan, namun dalam laporan terlampir sehingga memang kita bisa menyiasati anggaran untuk pengadaan obat semprot pestisida tersebut,” imbuhnya.
Pihaknya juga menghimbau masyarakat Sumba Timur tetap waspada dan memberikan informasi yang baik tentang keberadaan koloni belalang, sehingga dengan cepat dilakukan penanganan dan dibasmi secara masif. (np)