KUPANG KABARNTT.CO— Golkar Institute didesain sebagai sebuah inovasi baru bagi Partai Golkar dalam rangka meningkatkan kualitas dan kapasitas kader terhadap pentingnya pendidikan serta ide untuk perkembangan partai menghadapi transformasi zaman.
Dengan hadirnya Golkar Institute,Partai Golkar telah melaksanakan dua fungsi utama dari sebuah partai politik itu sendiri yaitu fungsi pendidikan politik dan rekrutmen politik.
“Dari segi pendidikan politik Golkar Institute menjadi wujud tanggung jawab Partai Golkar kepada seluruh kader aka pentingnya pendidikan, inovasi dan ide untuk mendorong perkembangan partai politik dan negara. Dari segi rekrutmen politik hadirnya Golkar Institute diharapkan dapat menjadi pusat rekrutmen politik yang efektif guna menghasilkan kader-kader calon pemimpin yang memiliki kemampuan di bidang sosial, politik dan ekonomi,” tegas Ketua Golkar Institute, Dr. Ace Hasan Syadzily, saat membuka Dikpol di Kupang, Selasa (7/12/2021).
Dikpol yang digelar di T-More Sahid Hotel selama tiga hari itu diikuti 60 peserta, terdiri dari 55 kader milenial Golkar se-NTT dan 5 orang masyarakat umum.
Menurut Ace, dua fungsi utama partai politik itulah yang selama ini tidak dilihat dari partai lain. Sejauh ini stigma yang didapat dari masyarakat partai politik yang ada saat ini cenderung abai terhadap kedua hal tersebut.
“Seringkali partai politik tidak memberikan pendidikan politik yang baik bagi kadernya secara khusus dan bagi masyarakat secara umum, sehingga Partai Golkar sangat konsisten untuk memberikan pendidikan yang baik bagi kadernya,” imbuhnya.
Kurangnya pendidikan politik bagi kader partai politik, kata Ace, berakibat tidak kompetennya kader tersebut saat menduduki jabatan-jabatan politik strategis yang ada hingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sering tidak maksimal, bahkan puncaknya banyak politisi yang terjerat kasus korupsi akibat tidak mempunyai bekal pendidikan politik yang baik di partainya.
Dari segi rekrutmen politik, jelas Ace, selama ini mayoritas partai cenderung menunjukkan proses rekrutmen yang tidak ideal. Rekrutmen politik dimaknai mayoritas partai sebagai kepentingan jangka pendek saja sehingga seringkali ditemukan dalam proses kandidasi mereka mengedepankan popularitas dan elektabilitas dari calon yang akan mereka usung dibanding kualitas.
“Dengan adanya pendidikan politik yang baik di suatu partai akan berbanding lurus dengan output dari rekrutmen politik yang baik juga sehingga muncul banyak kader-kader berkualitas dari tubuh internal partai dengan kemampuan yang mumpuni,” harapnya.
Pihaknya sangat berterima kasih kepada Ketua Umum Partai Golkar, Airlanggga Hartarto yang secara penuh mendukung Golkar Institute dalam melahirkan kader-kader terbaik Partai Golkar.
“Beliau memang memiliki perhatian sangat serius terhadap kemampuan kadernya di bidang-bidang yang ditentukan oleh bangsa ini. Sehingga beliua sangat mendukung Golkar Instetute ini,” kata Ace. (np)