KEFAMENANU KABARNTT.CO—Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) melalui kerja sama Save the Children dan Nutrition International menggelar workshop pemangku kebijakan terkait cuci tangan pakai sabun dan gizi remaja di Kabupaten Timor Tengah Utara di Hotel Victory II, Kefamenanu, Jumat (5/2/2021).
Kepada media, Prima Setiawan, Chief of Party BISA menyampaikan Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) adalah paket intervensi terpadu untuk mendukung program Pemerintah Indonesia melalui intervensi gizi-spesifik dan gizi sensitif untuk menurunkan stunting sebagaimana tertuang dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting 2018-2024.
“BISA dijalankan melalui kerja sama Save the Children dan Nutrition International dalam periode 2019-2024. Ini bertujuan untuk mengurangi stunting dengan meningkatkan status gizi dan perilaku hidup sehat anak perempuan remaja, wanita, usia reproduksi, dan anak-anak di bawah usia dua tahun di dua Provinsi-Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Barat,” kata Setiawan.
Setiawan menambahkan target BISA adalah mengimplementasikan pelatihan dan pendampingan untuk keluarga 1000 hari pertama serta remaja.
“Strategi program BISA adalah mendorong terjadi perubahan perilaku di level individu dan masyarakat melalui pendekatan sosial dan komunikasi perubahan perilaku, penguatan sistem kesehatan dan kapasitas tata kelola perencanaan dan penganggaran pemerintah,” kata Setiawan.
Setiawan menyebutkan BISA mencakup dua kabupaten yakni Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang.
Di kabupaten, fokus BISA persentasi stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat 31,3% di Kabupaten Timor Tengah Utara dan 33,9% di Kabupaten Kupang.
Kehadiran BISA di dua kabupaten fokus sehingga diharapkan berkontribusi terhadap penurunan stunting pada anak di bawah dua tahun.
“Target intervensi BISA di tahun 2021 melakukan intervensi di 11 puskesmas, 20 desa, 20 SMA dan 38 SMP di TTU. Sementara di Kabupaten Kupang di 11 Puskesmas, 49 SMA dan 44 SMP yang tersebar di 5 kecamatan,” ungkap Setiawan.
Setiawan menambahkan, “Terkait kegiatan penguatan praktik cuci tangan pakai sabun pada remaja dan peningkatan praktik konsumsi tablet tambah darah dan kesadaran gizi pada remaja akan dilakukan melalui penguatan intra dan ekstra kurikulum.”
Untuk itu, kata Setiawan, diperlukan kesepakatan bersama para pengambil kebijakan di tingkat Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan serta para kepala sekolah untuk mendukung perubahan perilaku remaja melalui sekolah.
“Setelah kesepakatan para pengambil kebijakan tersebut, nantinya akan dilanjutkan rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas secara berjenjang dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat sekolah,” imbuh Setiawan.
Setiawan menyebut beberapa tujuan workshop, yakni pertama memberikan gambaran kegiatan dan target yang akan didukung oleh BISA yang dilaksanakan oleh Save the Children terkait cuci tangan pakai sabun dan gizi remaja untuk remaja di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara.
Kedua, mendapatkan gambaran kebijakan integrasi kesehatan dan gizi ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler di SMP.
Ketiga, mendiskusikan dan menyepakati poin-poin rencana integrasi dukungan perubahan perilaku terkait cuci tangan pakai sabun dan gizi remaja melalui integrasi kurikulum dan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. (siu)