KUPANG KABARNTT.CO— Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT kembali menggelar Program BI Mengajar. Kali ini BI masuk ke kampus Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang mengajar tentang Kedaulatan Pangan, Selasa (28/9/2021).
Program BI Mengajar di Unwira kali ini mengambil topik peran BI sebagai bank sentral dalam digitalisasi ekonomi dan keuangan di Indonesia.
Program BI Mengajar ini, kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, rutin digelar saat ulang tahun Bank Indonesia dan HUT RI.
Menurut Nyoman, peran Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam digitalisasi keuangan dan ekonomi nasional adalah melalui stabilitas moneter, sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan.
Kepada para mahasiswa diperkenalkan QRIS, GPN dan keuangan inklusi. QRIS, kata Nyoman, dimaksudkan untuk mendukung ekosistem keuangan dengan 12 juta merchant. Sejauh ini sudah 10 juta merchant yang tercapai.
Dengan kedaulatan rupiah, kata Nyoman, dimaksudkan bahwa di seluruh Indonesia transaksi menggunakan rupiah.
Rektor Unwira Kupang, P. Dr. Philipus Tule, SVD merespon dan memberi apresiasi atas kegiatan Program BI Mengajar.
P. Philipus mengakui sudah sejak Juli 2018 Unwira telah bekerja sama menyediakan BI Corner sebagai sumber belajar dengan 300 buah buku koleksi dan 1000 e-book.
BI Corner setahun kemudian, 27 September 2019, kata Pater Philipus, diresmikan Deputi Senior Bank Indonesia.
Ahli ilmu agama Islam ini memberi apresiasi tinggi kepada BI. Program BI Mengajar ini dapat mengembangkan efektivitas belajar di tengah pandemi.
Sementara Daniel Agus Prasetyo, Deputi Kepala Perwakilan BI NTT, ketika membawa materi tentang QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional), menjelaskan tentang sistem pembayaran dari tunai hingga non tunai atau digital.
Interkoneksi dan interoperabel menjadi syarat pembayaran sistem secara digital misalnya dengan QR code atau menggunakan aplikasi dan sistem pembayaran lainnya.
Daniel menegaskan, QRIS juga sangat cocok sebagai alat transaksi dalam masa pandemi ini. Misalnya melalui OVO, GO-PAY dan mobile banking Bank NTT. QRIS juga sangat aman dalam transaksi.
“Sudah ada 60 penyelenggara bank dan non bank yang menggunakan QRIS ini,” kata Daniel.
Pembayaran menggunakan QR CODE, kata dia, sudah terintegrasi di aplikasi mobile banking atau mobile payment. QRIS sendiri dibangun bersama oleh BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) yang didukung penyelenggara bank dan non-bank seperti Mandiri, BNI, BRI, BCA, BSM, CIMB, BPD, Gopay, Ovo, Dana, Linkaja, Shopee, dan lain-lain.
QRIS sendiri menghubungkan dengan sumber dana yang telah familiar seperti tabungan, kartu debet, yang elektronik dan kartu kredit.
Lexy Alexander Nggelan yang juga dari BI NTT mengatakan, mata uang rupiah merupakan pemersatu bangsa. Penggunaan uang rupiah di Indonesia ikut menjaga kedaulatan rupiah di wilayah NKRI.
“Kalau ada uang yang rusak atau robek dapat ditukar di Bank Indonesia atau kas titipan Bank Indonesia bersama bank-bank lainnya,” kata dia. (np)