LABUAN BAJO KABARNTT.CO–Mengatasi persoalan kelangkaan pupuk subsidi yang terjadi hampir seluruh Nusa Tenggara Timur, terutama di Manggarai Barat (Mabar), Julie Sutrisno Laiskodat memberi pelatihan pengolahan pupuk organik di Hotel Green Prundi Labuan Bajo, Minggu (24/10/2021).
Pelatihan tersebut berupa bimbingan teknis kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian dengan Tema, “Pengembangan Pengelolaan Pupuk Organik – UPPO”
Sebanyak 60 peserta dari kelompok tani yang menyebar di 4 kecamatan di Manggarai Barat antusias mengikuti arahan langsung dari Tim Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang, NTT bersama Ibu Julie Laiskodat.
“Ini merupakan aspirasi masyarakat yang harus saya dukung dan perjuangkan. Mengingat pupuk subsidi saat ini langka dan belum cukup memenuhi kebutuhan para petani di NTT, terkhusus di Mabar, sehingga saya menginisiasi untuk mengadakan pelatihan ini,” kata Julie Sutrisno Laiskodat, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Nasdem Dapil NTT I.
Baginya dengan predikat Labuan Bajo sebagai kawasan destinasi pariwisata super prioritas belum berimbas bagi warga terutama bagaimana menangkap peluang berkaitan dengan rantai pasok makanan untuk kebutuhan hotel-hotel dan restoran.
“Apalagi selama ini kebutuhan tersebut hampir disuplai dari luar daerah NTT. Sehingga ini sangat penting bagi masyarakat agar menangkap peluang tersebut sehingga berimbas bagi pendapatan mereka sendiri,” lanjut Ketua TP PKK NTT ini.
Julie berharap ilmu yang diberi bermanfaat bagi para petani agar memproduksi kebutuhan sayur, buah dan ternak sesuai standar pasar dan kebutuhan pariwisata. Apalagi pembuatan pupuk organik tersebut sangat mudah, yaitu dengan memanfaatkan kotoran ternak dan dedaunan yang didaur menjadi pupuk.
Tidak hanya memberi pelatihan pupuk organik, namun untuk mewujudkan perjuangannya mensejahterakan para petani, Julie mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemda Mabar mengembangkan potensi ternak, buah-buahan dan sayur mayur.
“Meskipun situasi pandemi Covid-19, saya sudah berkoordinasi dengan Bupati Bapak Edi Endi agar memetakan wilayah mana saja cocok untuk mengembangkan buah-buahan, ternak, perikanan dan sayur-mayur. Puji Tuhan beliau merespon baik dan telah memberikan data ke kami,” tuturnya.
Oleh karena itu dengan tegas Ibu Julie mengatakan, wajib bagi dirinya untuk memperjuangkan aspirasi di NTT terkhusus di Manggarai Barat. Ia mengaku sudah koordinasi dengan tiga kementerian agar mewujudkan hal tersebut.
Berkaitan dengan buah-buahan, Julie menginginkan selain petani memproduksi untuk kebutuhan pasar, hotel dan restoran, lahannya harus didesain seindah mungkin agar menjadi agrowisata baru. Begitupun tanaman hortikultura lainnya.
“Namun untuk bisa mewujudkan hal itu, perlu ada sinergi antarpusat dan daerah, semisal saya menyiapkan bibit dan alat, pemda wajib menyiapkan lahan dan kebutuhan airnya, sehingga segala rencana itu akan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat di Manggarai Barat. Masyarakat tidak lagi menjadi penonton akan label wisata premium tersebut tetapi juga menjadi pelaku.
Frans Janur, seorang petani dari kelompok Jaringan Kasih, mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut. Apalagi dirinya sudah menerima bantuan alat pertanian berupa traktor multifungsi dari DPR RI Fraksi Nasdem tersebut.
“Tantangan kami para petani saat ini selain pupuk adalah alat pengolahan lahan. Sehingga kami benar-benar butuh alat ini. Oleh karena itu sumbangan dari Ibu Julie kami sangat senang dan kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan kami,” tegasnya. (obe)