TAMBOLAKA KABARNTT.CO—Bupati Sumba Barat Daya (SBD), dr. Kornelius Kodi Mete, tidak main-main dengan Covid-19. Guna mengantisipasi penyebaran virus ini lebih luas, Kodi Mete memerintahkan camat dan kepala desa segera menyiapkan lahan untuk isolasi terpusat bagi para pasien covid di wilayah masing-masing.
Untuk mendukung isolasi terpusat ini, Kodi Mete meminta para camat dan kades untuk menggunakan anggaran dana desa 8 persen sesuai ketentuan yang ada.
Dalam rapat bersama 11 camat dan 16 pimpinan puskesmas se-Kabupaten Sumba Barat Daya di Lopo Rumah Jabatan Bupati Sumba Barat Daya pekan lalu, mantan Kadis Kesehatan NTT itu mengingatkan varian baru delta yang sangat berbahaya dan cepat menular.
Kodi Mete mengatakan, isolasi terpusat di desa atau kecamatan masing-masing diperlukan untuk menghindari melonjaknya pasien Covid-19 yang mesti menjalani isolasi terpusat di tingkat kabupaten yakni di RSUD Redambolo, Rumah Sakit Karitas Waitabula dan Kodim 1629 SBD.
“Pasien terkonfirmasi positif dengan gejala ringan dan gejala ringan mengarah sedang, sebaiknya menjalani isolasi mandiri di desa atau kecamatan. Sedangkan pasien terkonfirmasi positif dengan gejala sedang mengarah berat dan berat harus menjalani perawatan atau isolasi terpusat di RS Redambolo atau RS Karitas Waitabula,” tandas Kodi Mete.
Dengan cara ini, kata Kodi Mete, tidak terjadi penumpukan pasien di tingkat kabupaten yakni RSUD Redambolo, RS Karitas Waitabula dan Kodim 1629 SBD.
Sementara itu dalam bincang-bincang dengan para wartawan di Lopo Rumah Jabatan Bupati SBD, Selasa (27/7/2021), Juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sumba Barat Daya, drg. Yulianus Kaleka, mengatakan, saat ini ruang isolasi terpusat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 sudah penuh. Di RSUD Redambolo sudah terisi 46 orang dari 50 kapasitas tempat tidur, di Kodim 1629 SBD terisi 9 dari 10 tempat tidur yang disiapkan dan di RS Karitas Waitabula tersedia 12 tempat tidur dan semuanya sudah terisi.
Menurut Yulianus, sejauh ini baru Puskesmas Kori di Kecamatan Kodi Utara yang sudah siap menerima perawatan dan karantina terpusat pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Terhitung mulai Selasa (27/7/2021), Puskesmas Kori merawat dua warga positif covid.
Kesiapan pemerintah menangani Covid-19 di SBD juga diungkap Ketua Posko Satgas Covid-19 SBD, Matias Jenga. Persiapan pemerintah mengantisipasi penyebaran virus maut ini, kata Matias, cukup baik. Tim Satgas telah menyediakan sebuah hotel terdiri 8 ruangan dengan masing-masing ruangan terisi dua tempat tidur atau 16 tempat tidur untuk melaksanakan isolasi terpusat terhadap warga SBD yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Matias mengatakan, hingga sekarang belum diperoleh informasi pasti dari kecamatan dan puskesmas lainnya tentang kesiapan lokasi isolasi yang siap digunakan. Meski demikian, tegas Matias, koordinasi dengan para camat dan kepala puskesmas serta kepala desa terus dilakukan guna menyiapkan lokasi isolasi terpusat itu.
Matias juga mengatakan penegasan Bupati SBD kepada para camat dan kepala desa untuk menyiapkan tempat isolasi terpusat di desa masing-masing itu. “Yang disiapkan bukan hanya gedung bangunan saja tetapi lengkap isinya seperti tempat tidur, kasur, makan minum dan persiapan pelayanan lainnya,” tegas Matias.
Menurut Matias, isolasi terpusat di desa atau kecamatan itu dimaksudkan untuk mencegah agar tidak semua warga terkonfirmasi positif covid menjalani karantina di tingkat kabupaten yakni di RS Redambolo, RS Karitas dan Kodim 1629 SBD.
“Warga Sumba Barat Daya yang terkonfirmasi positif virus corona dengan gejala ringan dan gejala mengarah sedang dapat menjalani karantina terpusat di puskesmas atau kecamatan. Sementara itu terhadap warga yang terkonfirmasi positif virus corona dengan gelaja sedang mengarah berat dan gejala berat wajib menjalani karantina terpusat di rumah sakit,” tegas Matias.
Kehadiran lokasi isolasi terpusat tersebut, kata Matias, untuk mengantisipasi bila terjadi ledakan warga terkonfirmasi positif virus corona akibat meluasnya penularan virus corona.
“Lebih baik kita menyediakan lebih awal daripada terjadi baru kita tergesa-gesa menyiapkannya. Pertanyaannya, apakah kita mampu menyediakan tempat isolasi di saat ledakan pasien terkonfirmasi positif terjadi di kecamatan hingga desa?” kata Matias menggugat. (ota/adv)