LABUAN BAJO KABARNTT.CO–Mariano Indra Mali (12) seorang anak tukang tambal ban di Labuan Bajo menderita luka bakar hampir di sekujur tubuhnya. Dia mengharapkan donasi untuk proses kesembuhannya.
Mariano merupakan seorang siswa kelas 6 SD di salah satu sekolah di Labuan Bajo yang kini terbaring lemas di kasur di rumahnya, di Gang Batu Susun, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.
Buah perkawinan Robertus Mandus (43) dan Margareta Limur (38) yang berprofesi sebagai tukang tambal ban di Labuan Bajo ini menderita luka bakar akibat kebakaran yang diduga akibar tersulut spiritus di bengkel milik orang tuanya di area di depan Polres Manggarai Barat.
“Hampir 4 bulan lamanya Mariano belum bisa bicara dan bergerak, hanya terbaring lemas karena dipenuhi luka bakar di sekujur tubuhnya kurang lebih sekitar 60%,” ungkap Mandus kepada kabarntt.co, Kamis (10/6/2021).
Awal kejadian, tutur Mandus, dirinya tak menyangka kebakaran bakal menimpa anaknya. Saat kejadian, anak 3 dari 6 bersaudara itu seperti biasa bermain di bengkel orantuanya, 25 Februari 2021 lalu.
“Saat kejadian, tak seorang pun tahu, karena ibu Mariano sedang berada di kios tetangga, sementara saya sendiri sedang pergi belanja di toko,” ujar Mandus.
Mendengar anaknya berteriak kesakitan karena api di badan, sang ibu dengan panik langsung membuka baju si anak dan berusaha menyelamatkannya.
Namun sayang, didapatinya luka bakar sekujur tubuh Mariano. Ibu Mariano pun langsung menelpon sang suami.
Ayah Mariano langsung mengantarnya ke puskesmas di Labuan Bajo. Namun karena luka cukup parah, pihak puskesmas langsung membuat rujukan ke RS. Siloam Labuan Bajo.
“Tanggal 26 anak saya langsung mendapat tindakan operasi oleh pihak RS. Siloam. Namun semenjak operasi kondisinya makin parah,” lanjutnya.
Selama sebulan dirawat di Siloam Nandus hanya mengandalkan kartu BPJS, dikarenakan masa BPJS habis, tanggal 27 Maret 2021 Mariano diperkenankan pulang dan dirawat di rumah.
“Anak saya pulang dalam kondisi sakit parah dan hingga kini badannya masih terbaring lemah dalam diam. Seluruh fisiknya tidak bisa digerakkan,” tambah sang ibu sedih.
Kedua orang tua Mariano sangat berharap agar mendapat perawatan di rumah sakit namun terkendala biaya. Apalagi profesi orang tua yang hanya mengandalkan penghasilan dari bengkel tambal ban tersebut.
“Untuk pemulihan anak saya, sempat seorang penjual obat menyarankan untuk mengonsumsi obat herbal dan puji Tuhan saat ini, bola matanya mulai bergerak karena konsumsi obat tersebut,” katanya.
Namun, lanjut Mandus, biaya obat herbal tersebut sangat mahal baginya. Bahkan uang simpanannya pun kini ludes demi kesembuhan Mariano.
Mandus berharap ada uluran tangan dari para donatur untuk kesembuhan anak tercinta. (obe)