Tidak Punya Izin, AMP Bumi Indah Akan Dikeluarkan Secara Paksa dari Sumba Tengah

Sumteng AMP Bumi Indah Liar

WAIBAKUL KABARNTT.CO—Buntut ‘penemuan minyak bumi’ di Desa Umbu Langang , Sumba Tengah berbuntut panjang. Diketahui Asphalt Mixing Plant (AMP), yakni perusahaan yang memproduksi campuran aspal panas di bawah bendera PT Bumi Indah tidak jauh letaknya dari tempat penemuan minyak bumi.

Banyak kalangan menduga limbah berupa oli dan sisa pembakaran yang diduga warga minyak bumi itu berasal dari mesin AMP di bawah bendera Bumi Indah.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumba Tengah, Ir. Gabriel G. Djurubalang, angkat bicara terkait izin AMP yang berada di bawah bendera Bumi Indah.

“AMP itu belum punya izin opersional sampai sekarang. Bahkan dokumen lingkungan yang disusun dulu tidak sesuai, karena Perusahan AMP berbatasan langsung dengan Taman Nasional. Mestinya yang diajukan itu Amdal, bukan UPL (Usaha Pengelolaan Lingkungan),” tegas Djurbalang, di ruang kerjanya, Jumat (23/10/2020).

Pihaknya juga baru melayangkan surat teguran ke-2 kepada pihak AMP. “Karena minggu lalu tidak hadir memenuhi panggilan untuk hadir mengurus dokumen yang berkaitan dengan izin, karena ada sistem kalau belum ada izin Amdal harus ada dokumen evaluasi lingkungan dan pihak AMP harus mengurus. Harus mengurus izin prinsip sesuai dengan tata ruang, sepanjang belum penuhi kriteria maka kami belum keluarkan izin,” terang  Djurabalang.

“Surat teguran kedua kami sudah layangkan secara lisan berbentuk surat kepada perusahan AMP. Jika tidak ditindak lanjuti maka kami akan segera mencabut izin perusahaan tersebut. Silahkan croscek jika AMP punya izin operasi di Sumba Tengah. Memang perlu ditertibkan perusahan-perusahan yang tidak memiliki izin tersebut. Kami akan keluarkan secara paksa karena memang perusahaan tersebut tidak punya izin,” imbuhnya.

Menurutnya, perusahaan AMP dalam produksinya sudah jelas akan menghasilkan limbah cair. Dalam memproduksi juga menggunakan oli atau minyak tanah, sehingga pasti ada sisa pembakaran.

“Saya suruh lakukan investigasi dan informasi yang mereka berikan bahwa limbah sisa pembakaran dalam produksi mereka bawa ke  Waitabula dalam bentuk jerigen,” katanya. (np)

Pos terkait