Seorang Wartawan di Waingapu Terpapar Covid-19, Ini Pesannya

WAINGAPU KABARNTT.CO—Salah seorang wartawan yang bertugas di Waingapu, dengan inisial JIH terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil Test Cepat Molekuler di RSUD Rara Meha Waingapu.

Saat ini yang bersangkutan sudah menjalani isolasi terpusat di RSUD Rara Meha Waingapu. Pekerja pers itu dalam kondisi baik dan sehat tanpa gejala apapun.

Bacaan Lainnya

Jubir Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, melalui Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Jonker Litelnoni, Minggu (20/12/2020) malam melalui chat whattshap, membenarkan jika salah satu wartawan yang bertugas di Sumba Timur positif Covid-19.

“Iya, ada wartawan yang terpapar Covid-19 dan sekarang sudah diisolasi. Dia sehat tanpa gejala apapun. Meskipun tanpa gejala atau OTG, namum kita harus tetap isolasi agar tidak menularkan ke teman-teman lainnya,” kata Jonker.

JIH yang dihubungi kabarntt.co lewat chat Whatshap, Minggu (20/12/2020) malam, menjelaskan bahwa penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur dengan transmisi lokal sudah makin meluas, tidak lagi dapat dicegah penularan sekadar dengan 4M.

“4M kita sendiri masih sangat longgar. Lihat saja di Taman Sandelwood, Taman Kota, pelabuhan tempat kuliner malam,  tidak ada tempat cuci tangan yang memiliki kapasitas besar untuk pengunjung datang. Jadi kalau sekadar menghukum warga yang tidak pake masker, itu kita justru hanya tegas di 1M, lalu mengabaikan mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Jadi harusnya kita bisa lebih tertib untuk semua,” tegasnya.

Ia juga menghimbau agar Tim Satgas menertibkan penjual di pasar yang berkerumun tidak mengindahkan protokol kesehatan, dan menghimbau pengelola pasar agar menyediakan peralatan cuci tangan yang memadai.

“Pasar Inpres juga tidak ada tempat cuci tangan yang disediakan pemerintah atau pengelola pasar dengan kapasitas yang besar. Hanya ada dengan ember-ember kecil yang hanya cukup untuk 10-15 orang cuci tangan. Itu tidak memberi peringatan kepada pengunjung pasar bahwa cuci tangan itu penting. Karena barang jualan pedagang lebih besar dibanding ember cuci tangan,” imbunya.

Menurutnya, mestinya pengelola pasar menyiapkan fiber besar di depan pasar dan tempat-tempat yang dianggap tepat agar memberi pesan psikologis bagi pengunjung bahwa masuk dan keluar pasar harus cuci tangan. Demikian juga di Taman Sandelwood, Taman Kota dan tempat umum lainnya.

“Kalau tidak, kita pasti akan saling tuding menuding siapa salah, siapa benar di sini, sementara angka Covid terus meningkat,” kata JIH, wartawan sebuah harian terbitan Kupang ini. (np)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *