LABUAN BAJO KABARNTT.CO–Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Partai NasDem, Julie Sutrisno Laiskodat, menyerap aspirasi bidang pertanian dengan menggelar diskusi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu (18/7/2020) lalu.
Turut hadir dalam diskusi perwakilan dari Kementerian Pertanian, yaitu Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Dr. Ir Leli Nuryati, M.Sc, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Ir. Oktovianus Yohanis, Kepala Dinas Pertanian Manggarai Barat, Angga Gapul, dan tim penyuluh pertanian Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
“Saya beruntung malam ini, undangan sangat komplit. Baik dari perwakilan dari kementerian, provinsi, kabupaten dan juga penyuluh lapangan,” ungkap Julie menyapa rekan diskusi.
NTT saat ini, kata Julie, sedang sakit flu dan untuk bisa sembuh harus diberi resep yang tepat. Selama ini, jelasnya, pemerintah belum memberikan resep yang tepat sesuai kebutuhan lahan di NTT.
Ia mencontohkan program dari pemerintah selama ini banyak mubazir tanpa pendampingan, sehingga kemiskinan masih merenggut masyarakat.
“Kita harus teliti betul tentang NTT dan harus beri resep yang tepat agar NTT bisa maju. Hari ini saya hadir ketemu langsung dengan tim penyuluh. Saya berharap agar mendengar langsung apa yang menjadi keluhan dari akar rumput yaitu pata petani,” harap istri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ini.
Ia menegaskan, begitu bnyak program yabg selama ini mubazir karena tidak sinkron dengan kondisi lapangan. Hal tersebut, menurutnya, akibat ego sektoral masih tinggi. Padahal, jelasnya, pemerintah yang harus menjadi garda terdepan agar duduk bersama menyelesaikan solusi warga.
“Seharusnya kita bersatu dan bekerja sama membangun, dan ujung tombak kami ada di tim penyuluh. Potensi di NTT ini sangat luar biasa, alam yang begitu indah di bidang pariwisata. Hasil bumi seperti kopi, budaya, bahasa, ada komodo dan lain-lain. Atas potensi tersebut seharusnya sinergitas itu tercapai,” tegasnya.
Baginya, NTT tidak ada alasan gizi buruk. Karena potensi di provinsi ini sangat kaya seperti daun kelor, kopi, ikan dan lain-lain. Namun ia menjelaskan pengolahan selama ini belum maksimal.
Untuk bisa mencapai kemakmuran bagi rakyat NTT, jelasnya, harus bersinergi bersama. Juga terkait etos kerja yang selama ini sangat lemah katanya. “Labuan Bajo ini sebagai gerbang masuk untuk NTT. Saya berharap semua stakeholder, ayo bangkit bersama menuju kesuksesan dan kemakmuran,” katanya penuh semangat.
Ia menegaskan, belum ada kata terlambat dan jangan lagi ada sebutan Flores, Sumba, Timor dan lain-lain. “Kita sama-sama berjuang untuk NTT ini. Harus punya grand desain, sehingga program-program bagi masyarakat berdaya guna dan membawa dampak besar,” tegasnya. (obe)