Pohon Beringin Golkar: Inspirasi Bagi Kebhinekaan Indonesia

Oleh: Akrimianus Suhardi

Bacaan Lainnya

Kenalilah dirimu sendiri (Yunani: gnothi seauton). Ungkapan ini tertulis di gerbang pintu masuk kuil Apolo. Ungkapan ini menunjukkan bahwa kita perlu mengenal diri kita sendiri, dengan demikian kita dapat menemukan identitas diri.  Identitas diri menujukkan eksistensi diri sebagai makhluk hidup dan makhluk mati yang ada, ingin mengenal dan dikenal.

Demikian juga identitas pada partai, yaitu Partai Golongan Karya (Golkar). Partai Golkar memiliki lambang pohon berigin sebagai identitas dirinya.  Untuk itu kita namakan Partai Golkar sebagai Partai Pohon Beringin. Pohon beringin Golkar sudah sangat lama berpartisipasi dalam dunia poltik.  Bahkan ia tetap eksis sejak era Orde Baru hingga sekarang ini. Hal ini tidak terlepas dari motivasi atau visi dan misi yang terkandung dalam dirinya.

Ukurannya raksasa. Batangnya kokoh. Daunnya lebat, akarnya menjuntai dan merambah ke mana-mana. Demikian catatan Ficus Benjamina tentang pohon beringin Golkar itu (Kompas.com 05/10/2009).

Bertolak dari pernyataan ini, dapat dipahami bahwa pohon beringin Golkar menjadi roh yang menjiwai Partai Golkar. Selain kokoh dan kuat, sifat pohon beringin yang merambah ke mana-mana, menunjukkan sifatnya yang menyebar ke seluruh pelosok daerah Indonesia.

Pohon beringin Golkar hadir dengan pendekatannya yang unik dan akurat. Datang dan hadir menyapa rakyat, sehingga tidak mengherankan jika pohon beringin Golkar bertumbuh dan berkembang dengan cepat, hingga mendapat banyak kursi di parleman mulai dari tingkat daerah hingga tingkat pusat.

Kader-kader pohon beringin Golkar berasal dari berbagai daerah, ras dan etnis yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa pohon beringin Golkar dibentuk dan dibangun atas keberagaman atau multikultularitas.

Secara filosofis, sebagaimana dikutip dari http://elektabilitas.blogspot.com/2013/06, pohon berigin Golkar memiliki enam lambang. Keenam lambang tersebut yaitu: Pertama; pohon beringin bermakna melindungi yang berarti Partai Golkar memberi perlindungan bagi rakyat Indonesia. Kedua; padi dan kapas merupakan lambang kesejetrahan sosial untuk rakyat Indonesia. Ketiga; perisai segi lima (5) melambangkan ideologi partai, yakni Pancasila. Keempat; warna putih pada partai melambangkan kesuciaan. Kelima; warna dasar kuning bermakna kejayaan. Keenam; 17 bunga kapas, 8 akar gantung pada beringin, dan 45 butir padi melambangkan Kemerdekaan Indonesia, 17-8-45.

Dari keenam lambang yang terdapat pada pohon beringin Golkar, menjadi jelas bagi kita, bahwa pohon beringin Golkar memliki visi dan misi yang jelas dan kuat. Dengan keenam lambang ini, kita dapat mengerti asal-usul atau sejarah dan tujuan berdirinya pohon beringin Golkar.

Berawal dari sejarah kemerdekaan, yang mana pohon beringin Golkar berdiri sebagai partai dengan maksud melawan dominasi kekuasan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kemudian, untuk menguatkan dirinya, ia mengangkat Pancasila sebagai ideologinya. Hal ini sejalan dengan ideologi negara Indonesia,  berarti pohon beringin Golkar mengakui dan mendukung negara Indonesia.

Lalu, menghadirkan diri yang bersih (suci), sebagai bentuk tawaran dalam memperlancar proses kemajuan negara Indonesia, dan terakhir melindungi rakyat Indonesia demi menjaga kesejetrahan rakyat Indonesia. Fungsinya yang mempersatukan, memampukan pohon beringin Golkar untuk mengayomi dan menjaga keutuhan dirinya. Konflik-konflik yang muncul selalu diselesaikan secara internal dan banyak kader Golkar yang berpartisipasi dalam politik meraih kesuksesan. Sebab, setelah diselidiki pohon beringin Golkar memberikan hak dan kewajiban secara proposional kepada setiap anggota pohon beringin Golkar.

Keistimewaan fungsi pohon beringin Golkar yakni mampu mempersatukan, dibangun atas keberagaman, melindungi, mensejahterakan rakyat, berideologi Pancasila, sesungguhnya mampu dijadikan inspirasi bagi kebinekaan Indonesia. Sebab antara pohon beringin Golkar dan kebhinekaan Indonesia memilki keterkaitan dalam hal fungsi.

Bahwasannya kebinekaan Indonesia dibangun atas keberagaman dan disatukan dalam satu ideologi yakni ideologi Pancasila. Yang didibentuk dari ras, suku, budaya, bahasa yang berbeda dan hal lainnya, menjadikan Indonesia sebagai negara mulitkultural. Namun, dalam banyak hal, konflik-konflik sering terjadi. Semisal rasisme, kekerasaan atas nama agama, perang, dan konflik lain.

Padahal, pancasila hadir sebagai ideologi yang mempersatukan masyarakat Indonesia, ada undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) sebagai hukum yang mengatur, dan hal lain yang mengatur kebhinekaan Indonesia.

Dari pristiwa seperti ini, kebhinekaan Indonesia perlu berinspriasi pada pohon beringin Golkar. Walaupun terdapat perbedaan jauh ruang gerak, anggota, antara kebhinekaan Indonesia dan pohon beringin Golkar. Tetapi harus diakui bahwa, konflik yang terjadi dalam tubuh kebhinekaan Indonesia disebabkan oleh aktualisasi aturan-aturan yang berjalan tidak seimbang atau tidak proposional. Sebab masih banyak orang yang berupaya mencari keuntungan diri.

Oleh sebab itu, kebhinekaan Indonesia perlu belajar dari pohon beringin Golkar, dalam hal memberlakukan setiap anggota secara propsional, paling tidak setiap anggota mandapat “kursi” yang layak. Tentang menjaga dan mensejahterakan rakyat, pun menghindari diskriminasi. Dengan ini, setiap orang akan mendapat hak dan kewajiabannya yang sama.

Akhirnya, eksistensi pohon beringin Golkar membawa angin segar bagi kebhinekaan Indonesia. Pohon beringin Golkar menawarkan  cara hidup yang baik. Semoga di usia yang ke-65 tahun ini, pohon beringin Golkar tetap bertumbuh dan berkembang sesuai prinsip dirinya. Umur 65 tahun menunjukkan kematangan dalam aneka segi. Karena itu, semoga identitas dan eksistensi pohon beringin Golkar tetap menjadi sumber inspirasi bagi kebhinekaan kita, Indonesia. Viva Golkar!  (*)

Mahasiswa STFK Ledalero, Maumere

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *