WAIBAKUL KABARNTT.CO—Setelah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumba Tengah menyatakan bahwa penemuan minyak bumi di wilayah Umbu Langgang adalah limbah, beragam reaksi masyarakat Sumba Tengah mengecam kelakuan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab membuang limbah secara sembarangan dan mencemari lingkungan.
Kecaman masyarakat itupun viral di media sosial. Pemerintah bahkan Polres Sumba Barat yang sudah melakukan penyelidikan kasus tersebut diminta agar segera menindak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Masyarakat menduga perusahaan yang dekat dengan tempat pembuangan limbah adalah AMP di bawah naungan PT Bumi Indah. Dengan banyak isu yang menyebar dan menjadi liar di media sosial pihak perusahaan AMP pun memberikan klarifikasi terkait dugaan yang mengarah kepada pihaknya.
Pengawas AMP Bumi Indah, Ignasius Ngongo Rauta, ketika ditemua di tempat produksi AMP di Kabupaten Sumba Tengah beberapa waktu lalu, mengatakan, dalam memproduksi material dan aspal, AMP Bumi Indah tidak menghasilkan sisah produksi.
“Dengan ada isu yang beredar di tengah masyarakat bahwa ada pembuangan limbah minyak di sekitar produksi AMP, saya sebagai pengawas di sini menyatakan sampai saat ini kami tidak pernah membuang limbah sembarangan, dan bahkan saya belum bisa nyatakan bahwa limbah tersebut dari AMP Bumi Indah, karena saat ini belum ada bukti. Namun kalau ada yang menyatakan demikian maka kita akan minta untuk diskusi secara bersama-sama, dengan dasar apa dia bisa memberikan pernyataan bahwa limbah yang dibuang tersebut merupakan limbah dari AMP,” tegas Rauta.
Ketika ditanya apakah ada penampungan limbah atau semacamnya, Rauta mengatakan, khusus AMP adalah produksi habis pakai khusus bahan bakar, produksi AMP seperti mengisi bensin dalam kendaraan dengan hasil akhir adalah asap.
“Kami membakar material dan aspal sehingga limbahnya hanya asap. Produksi habis pakai, seumpama mengisi bensin di kendaraan dan sisa pembakarannya adalah asap. Kami juga tidak pernah membuang limbah apa pun secara sembarangan,” serunya.
Namun pernyataan dari AMP Bumi Indah tersebut tidak sesuai dengan investigasi dari pihak Lingkungan Hidup Kabupaten Sumba Tengah yang menemukan bahwa dalam produksi AMP menghasilkan limbah cair, dan limbah cair tersebut dibawa ke Waitabula menggunakan jerigen. (np)