Oleh Melkisedek Deni
Indonesia dengan latar belakang etnis, sosial, budaya, geografis dan demografis yang berbeda-beda membutuhkan pemerataan sistem dan layanan pemerintahan kerakyatan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Stabilitas ekonomi nasional dapat dilihat dari peningkatan ekonomi sejalan dengan pembangunan manusia. Sebab pembangunan manusia dan peningkatan ekonomi saling berkontribusi secara produktif bagi kemajuan suatu negara.
Pembangunan manusia sangat menentukan kemajuan suatu negara. Sejak tahun 1990, pembangunan manusia mengalami pengingkatan, meskipun masih diikuti dengan pelbagai kasus kemanusiaan di mana-mana. Kemunduran pembangunan manusia disebabkan oleh angka kemiskinan dan pengangguran.
Ketika semakin meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan, maka hal itu memengaruhi daya beli dan transaksi ekonomi masyarakat. Selanjutnya pengeluaran, peningkatan usaha dan perluasan wilayah produksi semakin terbatas. Dengan demikian masyarakat tetap rentan terhadap pengangguran, penyakit dan kemiskinan.
Sebagai salah satu pilar pemerintahan kerakyatan, Partai Golkar berkomitmen untuk mengimplementasikan misi perjuangannya yaitu menegakkan, mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa. Dengan nilai-nilai Pancasila, Partai Golkar mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di semua bidang. Demi meningkatkan pembangunan demokratis, Partai Golkar menegakkan supremasi hukum, mewujudkan kesejahteraan rakyat, dan Hak-hak Asasi Manusia.
Dalam tulisan ini, secara khusus saya ingin mengkaji peran penting Partai Golkar bagi pembangunan manusia dan ekonomi di NTT. Kajian ini lahir dari kekaguman saya bahwa tiap kali peralilan kepemimpinan baik di tingkat daerah maupun pemilihan umum tingkat nasional, Partai Golkar selalu berhasil menggaet suara rakyat. Sejak awal, Parta Golkar selalu berada di tingkat lima besar partai pemenang dari sekian banyak partai di tanah air dalam setiap pesta demokrasi.
Spirit Nasionalisme Partai Golkar
Eksistensi dan sumbangsi Partai Golkar di NTT tidak hanya berpusat pada aspek politik, ekonomi, multikulturalisme, agenda geopolitik dan isu-isu pluralitas, tetapi juga dapat dilihat pada pembangunan manusia. Pembangunan manusia akan terarah pada kesadaran akan patriotisme konstitusi negara dan nasionalisme.
Dari pelbagai referensi, disebutkan beberapa tokoh penting yang turut memperjuangkan misi perjuangan Partai Golkar di NTT, seperti El Tari, JN Manafe, Ben Boi, Melchias Markus Mekeng, Emanuel Melkiades Laka Lena dan beberapa tokoh lain.
Peranan Partai Golkar, khususnya untuk menjaga komitmen dan eksistensi bangsa, yaitu terkait dengan penguatan ideologi dan prinsip dan nilai-nilai bernegara yang dianut sebagai ideologi bangsa.
Ideologi Pancasila dan pilar-pilar pengejawantahan implementasi yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika dijaga oleh seluruh elemen bangsa sebagai landasan penting bagi terwujudnya Indonesia yang kuat secara ideologis dan identitas bangsa. Selain itu, Ideologi Pancasila menjadi jiwa dan roh dalam bidang politik, pertahanan keamanan, hukum, ekonomi, sosial, dan budaya demi menjaga seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi Pancasila dapat mengatasi semua paham, ideologi dan golongan yang bersifat eksklusif untuk mengahadapi radikalisme dan fundamentalisme.
Misi perjuangan Partai Golkar di bawah naungan pohon beringin bertujuan membebaskan manusia dari kemiskinan, buta huruf, penindasan dan alienasi. Misi ini menjiwai seluruh Fraksi Partai Golkar, terutama dalam usaha membangun masyarakat dan negara. Pohon beringin Partai Golkar memberi perlindungan bagi seluruh masyarakat. Dalam misi perlindungan ini terimplisit misi untuk menjamin kesejahteraan sosial sesuai amanat Pancasila. Selain itu, Partai Golkar memperjuangkan keadilan sosial dengan nurani yang suci dan demi kejayaan/ kemakmuran segenap bangsa Indonesia. Semuanya itu demi kemerdekaan, kebebasan dan keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Partai Golkar tidak memusatkan perhatian pada golongan masyarakat tertentu, tetapi melayani seluruh masyarakat dengan latar belakang etnis, budaya, agama, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Misi ini dilakukan oleh Partai Golkar tidak semata-mata demi kepentingan partai, tetapi terutama membangun kesadaran akan nasionalisme dari seluruh masyarakat NTT.
Nasionalisme justru muncul di dalam suatu wilayah tertentu ketika para penduduknya mulai merasa mereka memiliki sebuah tujuan bersama, juga masa depan bersama. (Benedict Anderson, 1999: 5).
Selain itu, Partai Golkar membantu dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pembangunan manusia dan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Pembangungan Manusia
Pembangunan manusia telah mengemuka pemikiran baru tentang pembangunan, kata Melchias Markus Mekeng, yang memusatkan pada 4 isu fundamental, yaitu distribusi pendapatan, ketidakadilan, kemiskinan, dan kebebasan dan demokrasi (Ed. Viktus Murin, Pengabdian di Tengah Prahara Korupsi, Pemikiran dan Kiprah Melchias Markus Mekeng).
Menurut Mekeng, hakikat dari pembangunan bukanlah semata-mata peningkatan pendapatan perkapita, melainkan pemerataan distribusi pendapatan, penurunan pengangguran, pembebasan kemiskinan dan penghapusan ketidakadilan.
Sependapat dengan Amartya Sen, Mekeng mengedapankan pembangungan sebagai kebebasan, di mana pembangunan harus mampu mengantarkan suatu bangsa mencapai kehidupan politik yang bebas dan demokratis, dengan menghilangkan kemiskinan dan pelbagai penderitaan dalam masyarakat seperti masalah pangan, malnutrisi, penyakit, buta huruf, ketiadaan kebebasan sipil dan hak berdemokrasi, diskriminasi, serta berbagai bentuk perampasan hak-hak milik pribadi. Masyarakat mesti menjadi subjek dan tujuan pembangunan sebagai kebebasan, bukannya sebagai objek/ instumen pembangunan belaka yang dikendali dan diperalat demi kepentingan kelompok tertentu.
Mekeng berpendapat bahwa tujuan dari pembangunan ialah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi penduduknya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Dalam pembangunan manusia, kata Mekeng, manusia sebagai pusat perhatian (bukan sebagai alat atau instrumen) dan memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Partai Golkar selalu mengutamakan pembangunan manusia sebagai subyek sekaligus tujuan pembangunan. Partai Golkar membebaskan manusia dari segala bentuk pengisapan, perampasan dan pencaplokan dalam masyarakat.
Terkait dengan semangat pembangunan manusia dalam konteks ekonomi, Partai Golkar sebagaimana yang disampaikan Melchias Markus Mekeng (Ed. Viktus Murin, Ibid., hlm. 328): (1) menyediakan pelatihan tentang kewirausahaan dan pengembangan manajemen dengan tujuan untuk menyediakan para pengusaha fasilitas sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. (2) Memberi pelayanan dan bimbingan setelah perlatihan selesai dilakukan untuk membantu pengusaha lama dan baru dalam mengelola bisnis mereka dengan efektif. (3) Menyediakan fasilitas mentor bagi para pengusaha muda dan memberi kesempatan kepada mereka untuk berkomunikasi dengan para pemilik bisnis sehingga mereka mampu mengembangkan bisnis mereka. Dan (4) menumbuhkan jiwa kewirausahaan tidak hanya memperdayakan kemampuan mereka sendiri. Akan tetapi kemampuan dan keterampilanlah yang mesti diperlukan dalam membangun bisni/ usaha.
Dalam konteks pluralitas, Partai Golkar mengusung nilai-nilai Pancasila demi tercapai dan terwujudnya integrasi sosial di NTT. Pelbagai persoalan kemiskinan, penyakit, pengangguran, penindasan terhadap perempuan dan anak-anak, masalah buta huruf, radikalisme agama, dan sentimen primordial kebudayaan bukannya disebabkan oleh absennya peran Partai Golkar.
Pembebasan dan pembangunan manusia ialah proyek yang tidak pernah selesai, dengan dengan demikian ia berlangsung sepanjang sejarah hidup manusia. Dan Partai Golkar mengemban misi pembebasan manusia dengan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai lain yang turut menunjang pembangunan manusia secara universal.
Corong Pembebasan Rakyat
Terpilihnya Emanuel Melkiades Laka Lena menjadi bukti bahwa Partai Golkar berhasil menggaet suara hati nurani rakyat dengan segala misi perjuangan dan agenda kebijakan partainya. Terpilihnya Melki Laka Lena juga dipandang sebagai bukti bahwa dalam Partai Golkar memuat potensi pengakuan, pelayanan dan persaudaraan. Dalam partai, isu kepentingan, etnis, golongan dan narasi perbedaan dilenyapkan demi membangun masyarakat yang berbangsa dan bernegara.
Perjuangan dan kinerja kader-kader Partai Golkar berhasil menyedot dan menggaet perhatian masyarakat warga. Setiap warga negara memiliki hak untuk memperoleh kebebasan, keadilan dan hidup yang baik. Partai Golkar dipandang sebagai corong pembebasan manusia dari kemiskinan, dan persoalan-persoalan kemanusiaan. Partai Golkar bekerja semata-mata demi kepentingan rakyat, dan pembangunan manusia secara universal, dengan demikian bebas dari kepentingan diri, atau kepentingan partai.
Di sinilah bukti kualitas nasionalisme dan keberpihakan Partai Golkar pada kepentingan rakyat. Partai Golkar mampu menyedot aspirasi rakyat dan menjadi corong untuk kebebasan dan keadilan rakyat.
Partai Golkar dengan ideologi kebangsaannya merangsang kader-kader meningkatkan spirit nasionalisme, multikulturalisme dan pluralisme, serta kerja sama dalam memperjuangkan nilai-nilai Pancasila. Ideologi kebangsaan ini kemudian menstimulasi kesadaran masyarakat. Komunikasi politik para tokoh Partai Golkor turut memperlancar setiap agenda kebijakan ekonomi-politik dan program kerja partai ini. Selain itu rekam jejak para toko Partai Golkar telah menyejarah: menjunjung tinggi semangat nasionalisme dan mengutamakan kepentingan rakyat.
Kesuksesan Partai Golkar tidak terlepas dari suara hati nurani rakyat. Oleh karena itu para tokoh Partai Golkar hendaknya senantiasa berupaya membebaskan masyarakat dari jerat kemiskinan struktural, yang biasaya disebabkan oleh praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Partai Golkar menanamkan kesadaran pada semua kader partai supaya tidak melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebab tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme menyengsarakan rakyat. Selain itu, kepada masyarakat diharapkan dapat menanggalkan gaya hidup konsumtif tanpa kreasi-produktif. Sebab gaya hidup kosumtif aktif ini dapat mengkapitalisasi kemiskinan di NTT.
Para tokoh Partai Golkar diharapkan dapat menindaklanjuti misi perjuangan para tokoh partai sebelumnya. Partai melakukan kaderisasi yang dapat menghasilkan kader-kader yang berkualitas, ber-Golkar, berintegritas dan berkomitmen bersama memajukan kepentingan rakyat. Kader-kader itu dipilih dan distimulasi mungkin seturut nilai-nilai Pancasila, dan demokratis. Sebab rakyat membutuhkan model kepemimpinan yang pancasilais Pan demokratis.
Selain itu hendaknya Partai Golkar, dalam hal ini para pengurusnya, dapat mendesain sirkulasi kepemimpinan yang bercorak pemerintahan kerakyatan. Hal ini berarti para tokoh Partai Golkar melakukan kaderisasi anggota partai dengan dijiwai semangat nasionalisme dan demokratis.
Dalam hal ini, Partai Golkar sudah makan garam, dan sudah terbukti selama ini. Yang perlu diperhatikan ialah bagaimana partai tetap mempertahankan visi-misinya, demi kemajuan partai, kemakmuran masyarakat, pembangunan sebagai pembebasan manusia secara universal dan peradaban bangsa. Proses ini merujuk pada usaha Partai Golkar dalam merawat dan menjunjung tinggi pemerintahan kerakyatan di bawah naungan pohon beringin partai.
Di tengah masalah-malasah terkait dengan agenda ekonomi-politik, geopolitik dan pembangunan manusia di daerah NTT, Partai Golkar hendaknya terus mengumandangkan suara kerakyatannya, mengakar dalam rakyat, dan sambil meningkatkan kualitas hidup masyarakat di dalamnya. Dengan paradigma kebangsaan (Kebhinekaan Tunggal Ika), Partai Golkar juga mesti menjunjung tinggi pembangunan manusia sebagai subyek dan sekaligus tujuan dari setiap agenda pembangunan.
Kita perlu berkomitmen dan mesti optimis—dengan berkaca pada sejarah kesuksesan Partai Golkar— Partai Golkar tetap melindungi segenap masyarakat Indonesia, khususnya NTT di bawah pohon beringin, menuju NTT yang otonom, sejahtera, dan makmur. Corak demokrasi modern: partai yang berada dan berjuang bersama rakyat, partai itu pasti dimiliki oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Semoga Partai Golkar tetap merakyat! Selamat ulang tahun ke-56 Partai Golkar! Sekali lagi, Tetap Merakyat!
Mahasiswa STFK Ledalero