LEWOLEBA KABARNTT.CO—Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), Rabu (29/7/2020) pagi, mengunjungi Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola Yayasan Gunthild Karitas Peduli milik Susteran SSpS di Kelurahan Pada, Lewoleba, Lembata.
Gubernur dan rombongan disambut hangat para suster di pintu masuk BLK. Sapaan selamat datang kepada gubernur disampaikan dalam bahasa Inggris oleh seorang pelajar peserta kursus bahasa Inggris.
Ketua Yayasan Gunthild Karitas Peduli, Sr. Margaritha Ada SSpS, dalam laporannya kepada gubernur mengatakan, BLK itu didirikan terutama dengan maksud melatih warga life skill untuk beberapa bidang seperti memasak, menjahit, bahasa asing dan juga mengolah ikan.
“Yayasan ini sebenarnya didirikan dengan maksud agar warga di sini bisa menciptakan pekerjaan sendiri untuk kemudian mendapat penghasilan. Di sini mereka dilatih berbagai keterampilan seperti memasak, menjahit, bahasa asing, mengolah ikan dan sebagainya. Ini juga menjadi bagian dari upaya kita mengatasi pengangguran dan juga membendung orang-orang di sini yang suka merantau ke luar daerah,” beber Sr. Margaritha.
Menurut pengakuan Sr. Margaritha, kendala utama yang dihadapi BLK ini bukan pada dana, tetapi bagaimana membalikkan mindset warga untuk berkreasi menciptakan sesuatu yang bisa memberdayakan diri mereka sendiri.
“Karena itu saya dari rumah ke rumah cari orang untuk jelaskan dan ajak ikut pelatihan di BLK. Orang di sini masih berpikir gampang. Mereka bilang, kami jual ikan langsung dapat uang, untuk apa lagi ikut pelatihan? Padahal maksud kita itu bagaimana mengubah pola pikir mereka sehingga menjadi lebih baik lagi dalam usaha-usaha keterampilan,” jelas Sr. Margaritha.
Gubernur VBL ketika didaulat untuk menyampaikan pikirannya menyambut baik dan sangat mengapresiasi BLK yang dikola Suster SSpS ini.
“Saya senang sekali lihat yang begini. Para suster sangat serius. Suster bilang susah mengubah mindset orang, tetapi juga susah mencari trainer untuk kerja seperti ini. Tidak banyak orang yang mau kerja seperti ini. Karena itu saya sangat berterima kasih kepada Suster SSpS dengan kehadiran BLK ini. Ini sebenarnya tuga pemerintah, tetapi suster sudah mengambil alih sebagian kerja gubernur. Terima kasih suster. Kami siap bantu dan dukung,” kata Gubernur VBL disambut tepuk tangan semua yang hadir.
Menurut Gubernur VBL, sejauh ini profesi yang mengandalkan keterampilan belum menjadi prioritas anak muda sekarang. “Kalau ditanya mau jadi apa, maka pilihan nomor satu itu dokter, nomor dua itu pastor, suster. Tidak ada yang pilih tukang masak atau penjahit. Ini soal mengubah mindset seperti yang dikatakan suster tadi,” kata Gubernur VBL.
Padahal, kata Gubernur VBL, dunia sekarang sangat membutuhkan orang-orang dengan keterampilan hebat. “Kita ini tiap hari pake pakaian hasil kerja para penjahit, tetapi kita tidak mau jadi penjahit. Atau tidak ada yang mau jadi chef (tukang masak). Tas merek terkenal yang harganya ratusan juta rupiah itu tidak dijahit perusahaan, tetapi itu dijahit oleh penjahit-penjahit hebat yang ada di mana-mana. Atau restoran-restoran besar itu menggaji chef puluhan juta,” beber Gubernur VBL.
Karena itu Gubernur VBL menyatakan apresiasi sangat tinggi atas kehadiran BLK yang dikelola Yayasan Gunthild Karitas Peduli. “Di sini ada Kadis Nakertrans NTT. Tolong didesain bagaimana bisa membantu BLK ini,” kata Gubernur VBL.
Pada kesempatan itu Gubernur VBL membantu dana Rp 100 juta untuk kemajuan BLK itu. (den)