LABUAN BAJO KABARNTT.CO— Ardianus Jehadan, Seorang warga asal Kampung Datak, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), mengamuk dan merusak beberapa fasilitas Puskesmas Datak.
Ardianus merupakan adik kandung dari pasien terkonfirmasi positiv Covid-19. Hari Minggu (12/7/2020) pagi, pelaku mendatangi puskesmas dan merusak sejumlah fasilitas kesehatan yang ada di puskesmas.
Saat ditemui kabarntt.co, Kapolsek Lembor, Iptu Yoga Darma Susanto pun membenarkan adanya laporan terkait tindakan pelaku.
“Kita sudah terima laporannya dan mengirimkan surat panggilan ke saksi-saksi yang ada di TKP. Rabu besok mereka akan ke Polsek Lembor untuk diperiksa,” terang Yoga.
Yoga menuturkan, hari Senin (13/7/2020) usai kejadian, polisi sebenarnya langsung memanggil pelaku. Namun ada masukan dari kepala puskesmas agar pelaku dirapid test dulu. Karena pelaku merupakan adik kandung pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kita harus hati-hati dan sesuaikan dengan protap Covid-19. Terkait kasus tersebut jelasnya kita masih dalam tahap penyelidikan,” ungkap Yoga.
Kepala UPTD Puskesmas Datak, Benyamin Maunu Kefi, saat ditemui, menuturkan kronologi atas kejadian tersebut. Pada hari Minggu, jelas Benyamin, tepat pukul 12 siang kondisi puskesmas sepi.
“Salah satu petugas saya ada di Ruang Promosi Kesehatan (Promkes). Tiba-tiba pelaku datang mengamuk dan membanting pintu ruangan. Dengan beringasnya pelaku bertanya, mana sopir ambulans?” tutur Benyamin menirukan teriakan pelaku.
Karena ketakutan, petugas tersebut pun menunjuk salah satu rumah dinas, jaraknya kisaran 10 meter di depan puskesmas, meskipun rumah tersebut bukan rumah sang sopir ambulans.
Setelahnya pelaku keluar dari ruangan dan berlarian menemui kepala puskesmas (Kapus) yang ada di belakang gedung puskesmas.
Namun sekembalinya dari rumah dinas tersebut, sebuah kursi plastik didapatinya hancur berantakan di ruangan puskesmas. Satu unit lampu senter bedah ringan di UGD pun berserakan dihancurkan pelaku.
“Lampu dan kursi berserakan dirusak pelaku, pelaku sendiri sudah hilang meninggalkan puskesmas. Tak hanya itu, pelaku pun sempat mengancam petugas saya, jika dirinya (pelaku) bersama anggota keluarga akan membakar seluruh gedung puskesmas,” jelas Benyamin.
Usai kejadian, Benyamin sempat mendatangi pelaku di rumahnya bersama Babinsa dan Babinkamtibmas dan menanyakan motif pelaku.
“Dari keterangan pelaku bahwa dirinya (pelaku) sempat menitipkan baju ganti sang kakak yang terkonfirmasi positif di RSUD Komodo di Labuan Bajo. Ia titip ke sang sopir. Baju itu dibawa dua orang OTG ke rumah karantina di Labuan Bajo,” jelas Benyamin.
Menurut keterangan sopir, jelas Benyamin, sesampainya di RSUD Komodo jam besuk sudah lewat. Karena itu petugas rumah sakit menyarankan pakaian ganti sang kakak tersebut dititipkan saja ke pihak sekuriti. Dan sopir sudah menitipkan baju tersebut ke sekuriti. “Motifnya hanya itu,” tutup Benyamin. (obe)