Oleh Yasinta Eufrasia
Tahun ini, Partai Golongan Karya (Golkar) genap berusia 56 tahun. Dalam perjalanan waktu, Partai Golkar telah melewati berbagai macam lika-liku politik secara eksternal maupun internal.
Dari sekian bacaan tentang partai ini, satu benang merah yang bias dipetik yakni pembangunan. Partai Golkar adalah partai yang menjadikan pembangunan sebagai spirit utama perjuangan partai. Golkar adalah pembangunan dan pembangunan adalah Golkar.
Tulisan ini tentu masih jauh dari harapan semua elemen Partai Golkar. Selain karena amatan saya yang terlalu dangkal, tulisan tentang Golkar tentu mengandaikan saya telah melahap semua referensi dan mendiskusikan Golkar, minimal dengan tokoh yang masih hidup sampai saat ini. Semua kekurangan dalam tulisan ini menjadi tanggung jawab saya.
Di tulisan ini, saya ingin menulis khusus tentang Partai Golkar NTT. Saya ingin membedah peran Partai Golkar NTT dalam menjaga NTT. Sebab, sejauh ini, hanya satu atau dua partai di negara ini yang tetap eksis menjaga persatuan selain Golkar.
Terkait Partai Golkar NTT, perannya harus ditulis karena posisi NTT dari aspek fisik kewilayahan, geopolitik, pluralitas, dan multikulturalitas. NTT adalah Indonesia mini dalam batasan yang lain. Di situ, Partai Golkar laik diacungi jempol karena perannya menjaga persatuan di daerah ini.
Menyebut Partai Golkar NTT, sulit untuk tidak menyebut nama El Tari, Ben Boi, JN Manafe, dan beberapa tokoh lain yang tidak disebutkan satu per satu di sini. Mereka itu merupakan tokoh utama yang sangat berpengaruh pada perkembangan partai berlambang pohon beringin itu sejak awal mula kaderisasinya di NTT.
Peran para tokoh ini menjadi spirit utama karena memiliki karakteristik pemimpin yang tegas, berwibawa, berkarisma, dan juga mengutamakan kaderisasi yang tidak mengistimewakan suku, kelompok atau agama.
Kiprah Golkar di NTT yang tidak membeda-bedakan suku, kelompok, dan agama sudah tertanam oleh para pendahulu Golkar sejak awal pembentukannya. Oleh karena itu, Golkar mempunyai peran yang besar dalam menjaga persatuan di NTT yang sangat pluralis ini.
Eksistensi Golkar sebagai penengah dalam kegaduhan politik merupakan bukti bahwa Golkar adalah sebuah partai pemersatu bangsa. Setiap golongan baik suku, kelompok dan agama disatukan dalam suatu organisasi politik dengan semangat juang yang mengakui perbedaan dan tidak mengistimewakan suku, kelompok, dan agama demi tercapainya Indonesia yang bersatu. Persis seperti itulah peran Golkar di NTT.
NTT sendiri merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari beragam suku, ras, dan agama. Keberagaman itu pun merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kita sebagai masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai masyarakat NTT yang penuh keberagaman suku dan agama kita harus bangga dan menerima bahwa kita berbeda. Karena perbedaan itu sebagai bukti bahwa kita beragam dan keberagaman itu sesuatu yang unik dan jarang dimiliki bangsa lain di ruang kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu, dalam batasan politik, kita sebagai masyarakat sejatinya harus cerdas memilih nakhoda atau pemimpin. Yang harus dipilih tentu calon dari partai pemersatu dan yang bisa mensejahterakan rakyat.
Harus ditegaskan bahwa pluralitas di NTT hanya dapat diatur dan dikelola oleh lembaga yang memang memiliki roh pluralis. Dengan demikian Golkar sebagai salah satu organisasi politik berada di jalur itu. Partai Golkar NTT telah banyak berperan dalam menjaga kerukunan demi terciptanya integrasi dalam masyarakat.
Pekerjaan menjaga persatuan bukanlah perkara mudah. Partai Golkar berhasil menciptakan suasana harmonis dalam masyarakat untuk melewati berbagai rintangan dan dinamika politik yang dinamis. Kerja demikian belum tentu bisa dilakukan semua partai. Fakta banyaknya partai yang berkonflik bisa dibuka di Indonesia.
Berkaitan dengan semangat persatuan yang diusung Partai Golkar, kemajemukan dalam masyarakat tentu rentan akan terjadinya konflik jika tidak dikelola dengan cerdas. Pembangunan menjadi terhambat jika politik bergejolak tanpa henti. Kehadiran Partai Golkar dalam memelihara integrasi di tengah multikulturalisme NTT harus dilihat sebagai idealitas yang terus membumi. Keputusan dan program kerja dengan semangat utama menjaga persatuan diimplementasikan partai dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat NTT. Hal tersebut tentu perlahan-lahan menghapus akar konflik yang memecah-belah persatuan.
Sebagai bukti bahwa Partai Golkar berhasil memelihara integritas di tengah keberagaman dapat dilihat dari dinamika pemilihan Ketua DPD 1 Partai Golkar NTT periode 2020-2025. Sebagaimana dikutip FloresPos.co.id (2/3/2020), Emanuel Melkiades Laka Lena terpilih lagi secara aklamasi sebagai Ketua DPD 1 Partai Golkar NTT periode 2020-2025 dalam forum Musyawarah Daerah (Musda) Golkar X di Kupang, Senin (2/3/2020) malam.
Pada kesempatan itu Ketua Panitia Musda X Golkar NTT, Frans Sarong, menyatakan arus dukungan dari kabupaten/kota sangat kuat. Melki dipilih sebagai Ketua Golkar NTT secara musyawarah mufakat. Luar biasa. Tidak ada riak konflik di sana. Ini berbeda dari musda-musda di partai lain. Sebab, faktanya di beberapa partai di luar Golkar, sebelum kegiatan Musda, banyak calon melakukan kegiatan penggalangan dukungan serta karantina.
Terpilihnya kembali Melki Laka Lena secara aklamasi sebagai Ketua DPD 1 partai berlambang pohon beringin itu menguatkan bukti bahwa rasa solidaritas dan persaudaraan dalam kepartaian sangat kuat. Artinya bahwa dinamika pemilihan Ketua DPD 1 tidak tercium aroma konflik dalam pemilihan, baik itu konflik kepentingan, etnis dan agama.
Suksesnya Laka Lena dalam memimpin partai pada periode sebelumnya menyedot perhatian para pemimpin Partai Golkar di tingkat daerah hingga mengantarnya terpilih lagi secara aklamasi. Terpilihnya Laka Lena secara aklamasi menyadarkan kita bahwa roh persatuan dan persaudaraan dalam Partai Golkar sangat kuat. Golongan tua dan muda tidak terlihat berkonflik mencari kekuasaan. Kedua golongan ini berjibaku membangan partai yang melek pengkaderan. Terpilihnya Laka Lena yang nota bene dari golongan muda merupakan buah pendidikan dari golongan tua. Artinya tidak ada ego dari golongan tua untuk memimpin. Mereka justru mengapresiasi dan mendorong kelompok muda.
Di tengah gelombang politik identitas saat ini, makin minim kehadiran partai yang mengerti dan paham azas perbedaan. Isu etnis dan agama merupakan topik utama yang gampang digoreng dan dijual. Masyarakat diadu domba demi kepentingan sesaat beberapa kelompok.
Provinsi NTT yang nota bene terdiri dari beragam etnis dan agama juga merupakan korban dari keserakahan satu dua kelompok kepentingan yang haus kekuasaan politik. Isu etnis dan agama sering dimainkan dan dipolitisasi demi menduduki tahta kekuasaan. Perpecahan, adu kekuatan agama, dan etnis terjadi di mana-mana ketika musim pilkada muncul. Menariknya, Golkar menepis beragam isu itu dan membuktikan bahwa siapa pun boleh menjadi pemimpin di NTT.
Kehadiran partai yang berlogo pohon beringin yang dikelilingi untaian padi dan kapas dalam perisai segi lima dengan pita bertuliskan GOLONGAN KARYA ini di NTT membawa angin segar bagi masyarakat NTT. Pohon beringin bermakna melindungi yang berarti bahwa partai golkar memberi perlindungan bagi rakyat Indonesia pada umumnya dan NTT khususnya.
Filosofi pohon bringin ini menyadarkan kita akan pentingnya rasa kebersamaan, persaudaraan, dan menghargai perbedaan. Kehadiran Partai Golkar di NTT ingin memberi perlindungan bagi rakyat yang dibutakan oleh politik kepentingan yang mengatasnamakan suku dan agama.
Padi dan Kapas merupakan lambang kesejateraan sosial bagi masyarakat Indonesia umumnya dan NTT Khususnya. Filosofi padi dan kapas ini merupakan cita-cita ketulusan Partai Golkar untuk mensejahterakan masyarakat NTT dan Indonesia umumnya. Kita sebagai masyarakat harus menghargai cita-cita dan ketulusan hati Partai Golkar yang ingin melindungi dan mensejahterakan rakyat. Dengan latar belakang provinsi yang terdiri dari beragam suku dan agama, kehadiran Partai Golkar menjadi pilar utama persatuan. Kiprah Partai Golkar di NTT yang tidak mengutamakan suku, kelompok, dan agama merupakan bukti bahwa Partai Golkar NTT memiliki peran yang sangat besar dalam menjaga persatuan di NTT.
Kembali ke diskusi awal di atas, jika diteliti lebih jauh, sulit untuk tidak mengatakan bahwa Partai Golkar memiliki peran yang besar dalam pembangunan NTT. Kemajuan NTT sebagai provinsi yang berkembang seperti sekarang ini tidak bisa lepas dari peran Partai Golkar di dalamnya. Itulah makna Kala Golkar Kala NTT. Selamat Hari Jadi Partai Golkar. (*)
Mahasiswa Sosiologi Fisip Undana Kupang