Kader Posyandu dan Kader PKK Ujung Tombak Pencegahan Stunting

KOTA KUPANG KABARNTT.CO-— Pencegahan stunting merupakan salah satu turunan dari agenda prioritas nasional.  Peran kader PKK dan kader posyandu menjadi ujung tombak pencegahan stunting.

Demikian dikatakan Walikota Kupang,  Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH, ketika membuka jambore bagi kader PKK dan kader posyandu di Kota Kupang, Rabu (16/9/2020).

Bacaan Lainnya

Jambore dengan tema “Dengan Jambore Kader PKK dan Kader Posyandu, Kita Tingkatkan Profesionalitas Kader Untuk Mendukung Pemerintah Dalam Pencegahan Stunting di Kota Kupang” itu berlangsung  di Aula Rumah Jabatan Walikota Kupang.

Hadir antara lain  Ketua dan Wakil Ketua TP PKK Kota Kupang, Ny. Hilda Riwu Kore – Manafe dan Ny. Elisabeth Man – Rengka, para camat dan lurah, para Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan dan Kelurahan serta para kader PKK dan kader posyandu.

Dalam sambutannya, Walikota  Kupang, Jefri Riwu Kore, menyampaikan pencegahan stunting merupakan salah satu turunan dari agenda prioritas nasional.

”Seperti yang kita ketahui bersama, pengentasan stunting merupakan salah satu turunan dari nawacita ke-lima yaitu ’meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia’, sangat penting dilakukan karena menyangkut masa depan generasi penerus bangsa kita,” kata Jefri.

Karena itu meskipun pemerintah saat ini tengah fokus pada penanganan pandemi Covid-19, namun pemerintah juga harus tetap fokus melakukan pengentasan stunting.

”Stunting sendiri merupakan permasalahan gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau kronis, terjadi sejak bayi dalam kandungan karena saat hamil sang ibu kurang mengonsumsi makanan bergizi,” paparnya.

Oleh karena itu, lanjut Jefri, upaya yang sangat penting dilakukan adalah memastikan pemenuhan gizi ibu dan bayi selama masa kehamilan hingga anak menginjak usia dua tahun. ”Jika tidak tepenuhi, maka anak akan mengalami malnutrisi,” jelasnya.

Menurut Jefri, peran kader PKK dan kader posyandu menjadi ujung tombak pencegahan stunting. “Para kader PKK dan kader posyandu inilah orang-orang terdepan dalam memerangi stunting karena terlibat langsung dengan masyarakat,” ujar Jefri.

Adanya pandemi Covid-19, kata Jefri, menjadikan penanganan stunting lebih menantang, karena situasi pandemi menimbulkan kerawanan stunting pada anak-anak.

“Tidak dapat disangkali akibat pandemi Covid-19 terdapat warga miskin baru. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi kader PKK, bagaimana melakukan perannya di tengah masa pandemi saat ini,” sambungnya.

Jefri menyadari, penanganan stunting sangat penting dilakukan dengan adanya dukungan dari pemerintah dalam artian pemerintah harus terlibat langsung lewat penanggaran.

“Kita tidak bisa memerangi stunting kalau pemerintah tidak memfasilitasi dengan cukup anggaran. Oleh karena itu, kreativitas, saran dan usulan-usulan yang positif dari seluruh kader PKK dan posyandu akan menjadi catatan penting bagi pemerintah dalam mengusulkan anggaran terkait kegiatan pencegahan stunting di kota Kupang,” paparnya.

“Berapa dana yang dibutuhkan dan apa saja yang perlu disiapkan pemerintah seperti makanan tambahan dan sebagainya sekarang harus melalui mekanisme anggaran,” tambahnya. (pkp_ghe/nis/den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *