BORONG KABARNTT.CO—Harga cengkeh di Manggarai Timur jatuh mencapai 50 persen dari harga normal. Akibatnya para petani komoditi pertanian meradang tidak bisa menjual hasil komoditi andalan mereka.
Aloysius Roma Daur, seorang petani cengkeh asal Kampung Wuas, Desa Rende Nao, Kecamatan Pocoranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur, di rumahnya, Minggu (18/10/2020) siang, membenarkan harga cengkeh sekarang terjun bebas.
Daur menduga harga cengkeh itu jatuh akibat pandemi Covid-19 yang ikut memukul kondisi perekonomian.
“Tahun lalu harganya mencapai Rp 100.000/kilogram. Sekarang akibat Covid-19 harga cengkeh turun jadi Rp 50.000/kilogram. Bahkan ada yang menjual dengan harga Rp 48.000/kilogram,” jelasnya.
Sebagai petani cengkeh, Daur merasa sangat terpukul dengan harga cengkeh yang jatuh ini.
“Apalagi sekarang biaya untuk orang yang petik cengkeh itu satu hari mencapai Rp 50.000/orang, sebagai petani saya dan para petani cengkeh lain sangat sulit,” ujarnya.
Saat ini di rumahnya Daur menyimpan 13 karung cengkeh kering. “Itu belum dijual karena harganya masih di bawah standar. Nanti tunggu tahun depan baru dijual. Mudah-mudahan ada perubahan harga nanti. Kita berharap tahun depan bisa mencapai Rp 70.000 sampai Rp 80.000 per kilo,” katanya.
Daur mengatakan, tidak hanya dirinya yang kecewa dengan harga cengkeh itu. “Sudah pasti semua orang yang punya cengkeh kecewa dengan harga yang di bawah standar ini akibat Covid-19,” tegasnya. (adi)