LABUAN BAJO KABARNTT.CO–Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Kelimutu melakukan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di 5 titik lokasi di Kawasan TN Kelimutu.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari, mulai dari tanggal 30 Agustus – 1 September 2020. Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina, dalam sambutannya menjelaskan, Gerakan BISA merupakan gerakan padat karya yang melibatkan peserta dari masyarakat di sekitar Kelimutu.
“Pihak yang terlibat terdiri dari tiga desa sekitar, yaitu Desa Watu Raka, Desa Pemo dan Desa Woloara Barat,” jelas Shana sebagaimana rilis yang diterima kabarntt.co, Kamis (3/9/2020) malam.
Adapun tujuan kegiatan tersebut, menurut Shana, yakni ingin menata destinasi wisata menjadi bersih, indah, sehat, dan aman.
Kegiatan itu merupakan kali ke-3 yang dilaksanakan BOPLBF. Sebelumnya dilaksanakan di Kabupaten Sikka dan Pulau Komodo.
“Kepada masyarakat saya sampaikan terima kasih karena penuh antusias menyambut pelaksanaa Gerakan BISA ini,” kata Shana.
Gerakan BISA, kata Shana, juga merupakan komitmen pemerintah pusat agar pariwisata berjalan, sekaligus sebagai pesan kepada dunia bahwa Taman Wisata Kelimutu siap menyambut wisatawan.
“Ini adalah bentuk komitmen pemerintah pusat agar pariwisata tetap dapat berjalan. Saya yakin kita semua yang ada di sini bersama-sama datang untuk membangun harapan menyongsong era kenormalan baru,” ungkapnya.
Pemilihan TN Kelimutu sebagai tempat pelaksanaan Gerakan BISA sejalan dengan inisiasi menuju Kelimutu Geopark. Artinya selain wisata danau, tetapi terintegrasi dengan desa wisata pendukung seperti aktivitas hasil bumi dan ekonomi kreatif yang bermasyarakat, serta keunggulan konten ilmu kebumian.
Shana menekankan Kelimutu sebagai kawasan wisata alam bisa menjadi tempat pemulihan bersama pasca pandemi Covid-19. Antara lain seperti kegiatan yoga, tracking, dan akivitas pemulihan lainnya.
Shana sekaligus menekankan misi peningkatan pengembangan pariwisata Flores melalui pembangunan masyarakat, khususnya masyarakat di desa-desa penyangga kawasan Kelimutu yang saat ini sedang mempersiapkan diri menuju geopark.
“Kita harus pikirkan apa yang kita perlu persiapkan menuju geopark? Kita bisa mulai dengan promosi paket wisata terintegrasi, sehingga wisatawan tahu lokasi mana lagi yang harus dikunjungi,” ungkap Shana.
Sementara itu Kepala Balai TN Komodo, Agus Sitepu, saat membuka kegiatan mengungkapkan dukungannya kepada masyarakat untuk terus beradaptasi dengan era kenormalan baru.
“Kegiatan seperti ini adalah kegiatan yang baik yang perlu dilakukan. Situasi Covid memang selalu mengusung tema sehat, terutama wisata yang bertema alam,” ungkap Agus.
Sebagai destinasi wisata alam, Kelimutu termasuk destinasi yang belakangan banyak didatangi selama masa pandemi.
“Kami memang mendorong selama masa Covid ini wisatawan lebih banyak berkunjung ke destinasi wisata alam. Setelah masa normal baru beberapa tokoh nasional datang ke Kelimutu dan memberi kesan bahwa kondisi wisata di Kelimutu bersih,” tegas Agus.
Beberapa fasilitas di dalam kawasan TN Kelimutu saat ini sedang dalam proses rehabilitasi, seperti toilet dan arboratorium.
Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga menjadi aturan ketat bagi setiap pengunjung maupun petugas yang masuk ke kawasan Kelimutu, seperti aturan penggunaan masker, cuci tangan, dan pemeriksaan suhu tubuh melalui thermo gun.
Begitupun penerapan kuota kunjungan dibatasi sejumlah 200 orang perhari.
Dalam waktu dekat TN Komodo memulai pelaksanaan pengembangan atraksi foto journey kelimutu. Agus berharap pengembangan atraksi-atraksi baru ini dapat dilakukan para pelaku pariwisata. (obe)