MAUMERE KABARNTT.CO—Guna mempertahankan dan mengamankan serta mencegah terjadinya erosi terhadap budaya Sikka, Komunitas Sikka Pedia menggelar lokakarya selama dua hari pekan lalu.
Komunitas Sikka Pedia digagas oleh Frans Cornelis atau yang dikenal dengan Nyong Franco si penggubah Lagu ‘Gemu Famire’ yang mendunia itu. Lokakarya di Go Hotel Maumere, ini diikuti beberapa utusan dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sikka.

Nyong Franco kepada kabarntt.co di Maumere, Senin (28/9/2020), mengatakan, Komunitas Sikka Pedia ini menggagas program pendokumentasian situs, ritus dan menggali data karya-karya seni yang monumental yang akan dikemas lewat media platform digital.
Menurut Nyong Franco, dokumen pencatatan kebudayaan ini akan diarsipkan ke sebuah sistem media platform digital yang akan diberi nama SikkaPedia.
Lanjutnya, tujuan diselenggarakan lokakarya ini adalah mengangkat kebudayaan Sikka ke dalam media platform digital, yang harapannya bisa diakses anak-anak dan guru-guru pendidikan tentang hal ihwal kebudayaan terutama kearifan lokal, kekayaan alam dan kekayaan intelektual.
Gagasan yang dijalankan oleh Nyong Franco dan tim dilandasi atas permasalahan pengaruh kehidupan teknologi informasi modern yang sudah merasuk ke dalam kehidupan generasi muda. Akibatnya, bahasa dan budaya sudah mulai meluntur di kalangan generasi muda.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Adhy Hendra Leonardy, mengatakan, lokakarya ini diikuti oleh 44 peserta yang merupakan keterwakilan dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sikka.
Salah satu peserta lokakarya tersebut, Agustinus Andidakus, mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi sebuah gebrakan anak muda yang mengangkat kembali kebudayaan Sikka dan mengarsipkan ke dalam sebuah media platform digital yang tentunya akan berguna bagi generasi penerus Nian Tanah Sikka 100 tahun ke depan. (ars)