Bupati Alor: “Saya Berhenti dari Jabatan Jika Ada Yang Mati Karena Corona di Expo Alor”

KALABAHI KABARNTT.CO—Bupati Alor, Drs. Amon Djobo,  menyatakan sikapnya berhenti dari jabatan jika ada yang meninggal karena Covid-19 di Arena Expo Alor.

Expo Alor XIV dan Alor Karnaval VII Tahun 2020 akhirnya resmi dibuka, Senin (28/9/2020) petang di Stadion Mini Kalabahi

Bacaan Lainnya

Event ini diawali dengan karnaval budaya, yang jarak tempuhnya diperpendek jika dibandingkan dengan kegiatan serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Titik start karnaval dari halaman Kantor Dinas Pariwisata yang letaknya tak jauh dari rumah jabatan Bupati Alor menuju Stadion Mini Kalabahi, yang hanya berjarak sepelemparan batu. Hal ini untuk mencegah kerumunan massa.

Pantauan media ini, peserta karnaval yang tampil dari 17 kecamatan dan tiga paguyuban di Kalabahi, yakni Paguyuban Sulawesi Selatan, Paguyuban Belu-Malaka dan Paguyuban Rote Ndao, dengan mematuhi protokol kesehatan.

Di sisi kiri kanan jalan yang dilalui maupun di sekitar panggung utama Expo Alor, tidak terlihat kerumunan massa sebagaimana lazimnya setiap kali Expo Alor.

Panitia benar-benar secara ketat menerapkan protokol kesehatan. Kapolres Alor, AKBP Agustinus Christmas,S.I.K, sebagai penanggung jawab keamanan kepada wartawan beberapa saat sebelum pembukaan kegiatan ini mengatakan bahwa pihaknya tegas menerapkan protokol kesehatan.

Bupati Alor, Drs. Amon Djobo, ketika menyampaikan sapaan pembukaan event yang dihadiri Kepala Biro Ekonomi dan Kerja Sama Setda Provinsi NTT menegaskan alasannya tetap menggelar Expo Alor dan Alor Karnaval di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Djobo, kita harus bersahabat dengan covid sambil melakukan kegiatan-kegiatan, aktivitas-aktivitas umum, di mana pun kita berada dan berkarya.

“Sokolah dibuka, puskesmas, rumah sakit, rumah ibadah, pasar dibuka, toko dibuka. Aktivitas sosial ekonomi akan tetap berjalan, tetapi tentu protokol kesehatan di era covid harus menjadi acuan utama. Kalau kita semua kalah, kita semua bertekuk lutut di bawah kaki covid ini, maka Indonesia, Nusa Tenggara Timur dan Alor tidak akan mungkin bisa berubah, dan tidak akan mungkin berkembang. Untuk itulah, bersahabat dengan covid dalam pemahaman bahwa kita waspada, dan kita bekerja, bukan menjadi suatu ketakutan utama bagi masyarakat,” tandas Djobo.

Oleh karena itu, kata Djobo, keberanian Pemkab Alor harus melakukan Expo Alor XIV ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk bisa menumbuhkembangkan ekonomi, dan juga kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat di daerah ini.

“Kita tidak boleh takut yang namanya Covid-19. Mari kita melawan dengan kerja nyata. Saya bertanggung jawab penuh untuk kegiatan ini,” tegasnya.

Apapun terjadi, sambung mantan Camat Alor Timur ini, dia bertanggung jawab penuh. Djobo mengaku ketika rapat terakhir bersama Forkompimda Kabupaten Alor, dia sudah menyampaikan kepada Kapolres, Dandim dan Kasat PolPP harus tegas kepada mereka yang mengunjungi arena Expo Alor.

“Expo Alor terbuka untuk semua orang, tetapi datang dengan mematuhi protokol kesehatan. Jangan coba-coba mulai mempolitisir arena ini (arena Expo Alor), menjadi arena covid. Saya orang pertama yang paling menentang hal-hal seperti itu. Dan saya berani. Saya digantung sekalipun, Expo ini akan jalan,” tegas Djobo.

Djobo mengatakan, Expo Alor mengandung tiga hal utama. “Sebagai arena atau wadah pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat. Arena untuk penguatan sosial budaya, dan arena untuk memberikan disiplin kepada masyarakat di daerah ini, bahwa jika datang ke tempat-tempat ramai seperti Expo Alor ini, maka wajib disiplin protokol kesehatan,” kata Djobo lantang.

Alor, demikian Djobo, sudah punya pengalaman saat melaksanakan MTQ Tingkat Kabupaten Alor, kemudian Festival Dugong di Pantai Wisata Mali dan Festival Alquran Tua di Desa Wisata Alor Besar yang dihadiri ribuan orang tetapi tidak ada yang terpapar virus corona. Hal itu karena semua pihak mematuhi protokol kesehatan.

“Maka kita harus bangkit dan menyatakan jati diri kita, kepedulian kita, bahwa kita adalah daerah yang memang benar-benar mewujudnyatakan protokol kesehatan dalam semua aktivitas. Expo Alor harus jalan karena ekonomi harus tumbuh, aktivitas parwisata juga harus berjalan, aspek budaya juga harus tetap dikembangkan,” ujar Djobo sembari meminta masyarakat menjaga kepercayaan Gubernur NTT yang mendukung pelaksanaan Expo Alor dan Alor Karnaval.

Bupati Alor dua periode ini pun menekankan bahwa Alor butuh pemimpin yang berani mengambil keputusan meski menghadapi risiko untuk kepentingan masyarakat. Dia bahkan mengatakan bahwa saat memilih (Pilkada) berikut, maka masyarakat harus memilih pemimpin yang berani.

“Di tengah-tengah amukan badai topan, puting beliung sekalipun, pemimpin itu tetap berani melakukan kegiatan-kegiatan perubahan di daerah ini. Tidak boleh pilih pemimpin yang takut. Saya tidak akan takut, demi kepentingan masyarakat di daerah ini. Saya yakin, selama satu minggu kegiatan Expo Alor ini tidak ada satu orangpun kena covid. Kalau ada satu dua orang yang kena corona karena Expo Alor dan mati maka saya berhenti dari jabatan. Catat baik-baik ini dan menyuarakannya kepada semua orang di luar daerah ini, bahwa Bupati Alor siap diberhentikan kalau di ajang Expo Alor ini ada yang kena corona dan mati. Saya akan bertanggung jawab penuh. Karena Expo Alor membangkitkan spirit, semangat, motivasi untuk bagaimana kita mengemas ekonomi lokal yang berkelanjutan, menjadi titik tumpuh dan posisi tawar daerah ini,” tegas ayah satu putri ini. (lik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *