KALABAHI KABARNTT.CO—Bupati Alor, Amon Djobo, menyatakan tekadnya bersama para petani di Alor menanam di lahan sendiri untuk menyiapkan bahan pangan.
Tekad itu dikemukakan Bupati Alor, Amon Djobo, dalam sambutannya di hadapan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), pada acara penanaman padi secara simbolis di Desa Tuleng, Kecamatan Mebur, Alor, Jumat (31/7/2020) pagi.
Gubernur VBL berada di Alor dua hari dalam serangkaian kunjungan kerja sejak dari Kabupaten Sikka, Minggu (26/7/2020) lalu. Ikut bersama Gubernur VBL sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), staf khusus gubernur, dan beberapa anggota DPRD NTT.
Kepada Gubernur VBL, Bupati Amon Djobo mengatakan, ada lima kelompok tani yang hadir saat acara hari itu. “Bapak Gubernur bisa lihat secara langsung aktivitas masyarakat tanam padi di sini. Luas lahan di dataran Lantoka ini sekitar 250 hektar. Yang diolah 85 hektar. Panen terakhir lahan yang diolah ini menghasilkan 361 ton gabah kering,” jelas Bupati Amon.
Bupati Amon menegaskan, lahan seluas itu tetap akan digarap guna mendukung ketersediaan pangan masyarakat. “Kami bukan orang upahan, tetapi kami pemilik sah negeri ini. Kami punya semangat, punya spirit untuk kelola lahan basah ini untuk menjadi aset ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi kemaslahatan hidup kami. Kami tidak akan menggantungkan hidup kami pada belas kasihan orang hanya karena sesuap nasi. Tetapi kami harus tetap berkarya di atas kaki kami sendiri, di atas semangat kami sendiri, di atas kepribadian kami sendiri. Kami tidak akan menunggu belas kasihan orang, tetapi dengan usaha keras kami, paling tidak memberi dampak atau nilai tambah bagi kehidupan kami, bagi masyarakat,” beber Bupati Amon.
Bupati Amon atas nama warga Alor berulang kali menyatakan terima kasih kepada Gubernur VBL karena mau berkunjung dan melihat warga di Alor.
“Ketika masuk di pintu tempat acara ini, orang-orang tua memberikan seperangkat perlengkapan pakaian kepada gubernur. Mereka punya rasa cinta, kebanggaan pada gubernur, bahwa pemimpin yang merakyat adalah pemimpin yang melihat kebutuhan dan harapan masyarakat. Ini kebanggaan mereka, harapan mereka, cinta mereka. Bahwa bapak tidak cuma lihat daerah lain, tetapi juga lihat mereka di daerah mereka sendiri,” jelas Bupati Amon.
Sebelum Gubernur VBL berbicara, lima warga masyarakat setempat menyatakan isi hati dan harapan mereka kepada gubernur. Ada yang menyinggung pendidikan, yang lain minta perbaikan jalan raya. Ada yang minta traktor mini, yang lain lagi minta insentif untuk guru-guru honor.
Profesi Petani Sentral
Gubernur VBL ketika didaulat berbicara memulai dengan memberi apresiasi kepada para petani.
“Tidak ada satu manusia pun di kolong langit ini yang tidak makan. Karena itu profesi petani adalah profesi yang sangat sentral, profesi yang sangat menentukan kehdiupan manusia. Kalau tidak ada pertanian manusia mati, tidak ada baju manusia tidak mati. Karena itu sentral sekali kegiatan hari ini. Karena kita lakukan sesuatu yang langsung menyentuh jantung kehidupan manusia,” tandas Gubernur VBL disambut tepuk tangan ratusan warga yang hadir.
Kepada para petani Gubernur VBL memprovokasi untuk tetap semangat menanam. “Bapak Presiden dalam arahnnya telah menginstruksikan kepada seluruh gubernur dan seluruh bupati agar dapat menyiapkan lahan untuk kepentingan pangan dengan memanfaatkam lahan yang telah tersedia maupun dengan membuka lahan baru,” tegas Gubernur VBL.
Semangat menanam, kata Gubernur VBL, sangat penting terutama di masa pandemik Covid-19 (corona) sekarang ini.
“Karena kalau corona ini terus merajalela, maka bisa dipastikan pangan dunia akan alami krisis. Akan terjadi kelaparan di mana-mana. Kalau terjadi kelaparan di mana-mana, maka manusia NTT harus hidup dari pangannya sendiri,” kata Gubernur VBL.
Gubernur VBL menegaskan, Menteri Pertanian sangat serius dengan sektor pertanian. “Kita mesti siapkan semua ini dengan baik. Saya minta para pimpinan perangkat daerah baik lingkup provinsi maupun kabupaten yang hadir saat ini untuk mencatat apa yang dikeluhkan dan dibutubkan masyarakat,” kata Gubernur VBL.
“Alat-alat pertanian seperti traktor tangan yang diminta tadi tidak jadi masalah. Yang jadi masalah adalah kalau lahan tidak dikerjakan. Nanti teman-teman dari provinsi dan kabupaten akan datang ke sini siapkan segala sesuatu agar seluruh lahan ini dikerjakan dengan baik. Ini bukan karena keinginan bupati atau gubernur, tetapi itu keharusan dunia saat ini. Pemerintah harus pastikan bagaimana pangan di daerah tidak alami krisis. Jagung ada, ubi ada, beras ada. Semuanya harus dapat dipastikan. Karena itu saya sangat gembira untuk kegiatan hari ini,” tegas Gubernur VBL. (den)