KEFAMENANU KABAR.CO—Pandemi Covid-19 ternyata juga melahirkan ide dan inisiatif mereka yang kreatif. Tersebutlah empat warga Desa Banain C, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang berinisiatif membuka jalan baru menuju ke kali di tapal batas dengan Timor Leste.
Tak tanggung-tanggung. Keempatnya bahkan mendatangkan exavator untuk membuka jalan baru sepanjang sekitar 1,2 km itu. Empat warga hebat ini yakni Hironimus Anunu, Marselinus Nule, Paskalis Kefi, dan Petrus Kono.
Inisiatif ini diambil mengingat ada program pembangunan perumahan dari dana desa sebanyak 15 unit rumah, di mana material (pasir) harus didatangkan dari luar wilayah Desa Banain.
Maka upaya membangun jalan baru menuju kali ini juga merupakan bentuk dukungan untuk program pembangunan perumahan di Desa Banain, dalam hal pengadaan pasir.
Paskalis Kefi, yang juga mantan Kepala Desa Banain C, saat ditemui kabarntt.co di lokasi jalan baru, Rabu (15/7/2020), menjelaskan, dibukanya jalan baru ke kali yang berbatasan langsung dengan Timor Leste ini sangat tepat. Pasir merupakan potensi desa yang sangat dibutuhkan untuk saat ini karena ada program perumahan di desa.
Paskalis mengatakan, jalan ini pernah diusulkan oleh masyarakat untuk pemerintah desa tapi pihak pemerintah desa tidak merespon.
“Pemerintah tidak respon, dan sekarang juga pemerintah keluarkan bantuan perumahan ke masyarakat tetapi materialnya kami datangkan dari luar wilayah Banain yang harganya cukup mahal, padahal di wilayah Banain sendiri ada potensi pasir. Jadi apa susahnya kami bangun jalan baru ke lokasi pasir tersebut sehingga dapat menjawab kebutuhan pasir untuk pembangunan perumahan di Desa Banain A, B dan C,” kata Paskalis.
Paskalis mengatakan, bersama tiga temannya mereka patungan mengumpulkan dana menyewa alat berat membuka jalan baru menuju kali. “Untuk biaya exavator awalnya kami berpikir untuk 4 orang masing-masing Rp 3 juta lebih tapi itu hitungan untuk 3 hari saja karena ini sudah 4 hari jadi yang pasti bayar sewa alat pasti meningkat lagi,” kata Paskalis.
Meski mahal, kata Paskalis, mereka nekad membuka jalan menuju kali. “Dengan dibukanya jalan ini maka pasir yang tadinya kami datangkan dari Noemuti, Napan, Bitefa bisa kami ambil saja di Banain dan uang juga hanya berputar di masyarakat sendiri,” ujar Paskalis.
Paskalis mengatakan, setelah ruas jalan dibuka, setiap kendaraan yang lewat akan ditarik retribusi. “Kendaraan yang melintas untuk mengambil material akan dikenakan biaya retribusi. Tujuan dari retribusi ini adalah untuk persiapan perbaikan jalan di musim hujan kalau jalannya rusak,” katanya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Desa Banain C, Eduardus Sani, memberi apresiasi atas inisiatif empat warga desa itu.
“Ini ide yang sangat kreatif untuk pembangunan 3 desa di Banain. Saya mewakili masyarakat Banain seluruhnya mengucapkan terima kasih kepada keempat orang tersebut dan kepada pemilik alat, bos Kota Sari yang sudah membantu,” kata Sani. (siu)